Roman Nama lahir di Adonara, Flores Timur, NTT. Pernah studi di Universitas Widya Mandira Kupang.
Waiburak dan Berita Musim Hujan
Ee mio, mereka telah tiba …
Bawa takut serta ke dataran rendah
padamu hingga mimpi-mimpi pergi
dari kepala diputus gemuruh tanda bahaya.
Tak tahu Allah dan Alam apakah bersama,
Atau arwah-arwah berulah
memukul-mukul bumi dari arah tengah
Bagian yang kemudian bawa seribu petaka ke pesisir?
Ee mio, dunia bertudung warna paling hitam
Dari langit cahaya menjalar seperti akar,
melebur-banjir lumpur tiba merusak.
Patah, runtuh, remuk dan hanyut.
Segala bernyawa panik tercerai berai
saling panggil timbul hilang dini hari.
Harapan coba lari ke dataran tinggi
mencari sekedar menepi, lari atau mati.
Waiburak dan berita musim hujan
Ya, satu jubah yang dipakaikan kepadamu
disebut sudah dari dahulu kala
Bukan kemalangan, tetapi sesungguhnya penanda.
Maka catatlah demi terang seribu jiwa pengganti.
Lamalouk, April 2021
Baca juga: Puisi-puisi Dimarifa Dy
Watan Lamahala
Sampailah aku di sini.
Watan Lamahala.
Tanah para nelayan.
Dan aku pun paham arti kemurahan tangan.
O ... kampung seribu sampan
Watan Lamahala
Dari tepian gelombang perak dan arus kecil
Ada jejak-jejak ikan di atas pasir.
Watan Lamahala
Aku percaya kepadamu
Wahai orang-orang baik
Tak ada yang meragukan rasa cinta di jiwamu
Cinta abadi pembentuk alur
Lingga dan Belae yang pantang mundur.
Apa aku bercanda?
Tidak! Tidak!
Lamalouk, 31 Agustus 2021
Baca juga: Puisi-puisi Gimen Artekjursi
Dayita Bhumi
Kata-kata yang kutarik kulepas kembali
Sajak-sajak yang ingin kubakar
kusimpan lagi ke dalam map.
Aku menarik garis
pada titik-titik dan melangkah maju.
Dayita bhumi, sesuatu yang lain,
bukan dalam bayang-bayang.
Datang ke samping.
Sebuah sketsa di tangannya
Seribu wahyu di kepalanya
Aku tak ingin pulang
Pun tak ingin diam.
Sekali lagi…
Aku menarik garis
pada titik-titik dan melangkah maju.
Dari kampung halaman
Dia menutup dengan badai
Juga membuka dengan badai
Sepatah kata menumpahkan isi hati
Bunyi pilihan di antara yang terpilih
Jauh lebih manis dan anggun.
Sesuatu yang lain
Perempuan asing
yang tak kubicarakan dalam sajak-sajakku.
Di sinilah dia berada.
Membawaku pergi dari kastil megah
yang kucumbui dalam mimpi.
Dayita bhumi, sesuatu yang lain
Perempuan asing
Dunia yang baru berganti juga membutuhkan nama
Tapi bagaimana, dia bukan tembang jiwa?
Sesuatu meledak dalam kepalaku.
Lamalouk, 3 Februari 2023
Baca juga: Puisi-puisi S Prasetyo Utomo
Bagian Tanpa Suara
Dengan apa kunamakan musim ini
sebab cinta dan rasa suka jadi sulit dibedakan?
Gelombang memukul dari dalam
mestinya satu dengan gairah ini
daya meraki terang seperti arunika
Tapi suatu ketika melayang juga cerita.
Ah, segalanya simpan di kepala
Toh akhirnya menjadi rasa
Bentuk dan warna menjadi kembang bunga
menjadi sunyi meninggalkan bekas
Bekas lipatan yang tak hilang
seperti selembar kertas dibentuk jadi kapal mainan
setelah kembali ke bentuk semula
lipatan akan membekas, saling silang
membentuk kotak-kotak dalam bidang.
Pacarku terkasih, apalah arti sebuah lipatan bagi penyair?
Ketika puisi sudah bergetar di kepala
tak ada yang lebih penting
dari secarik kertas dan pena di tangan.
Karena bagiku cinta adalah kesesuaian bicara
Pun ada bagian tanpa suara
Getaran semesta yang tak reda di jiwa.
Maka halaman ada bekas-bekas lipatan
itu akan kususun—kubentuk puisi dan kubacakan
pada dunia agar diam mengheningkan cipta.
Dengan begitu satu lagi doa terindah telah diajarkan.
Lamalouk, 5 November 2022
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.kompas.id/baca/sastra/2024/05/16/puisi-puisi-roman-nama?open_from=Section_Terbaru