KBRN, Malang: Pada bulan Juni, pemerintah Singapura menghimbau agar orang tidak menyentuh atau memberi makan burung liar, termasuk ayam yang berkeliaran bebas, untuk mencegah flu burung.
Beberapa minggu kemudian, Amerika Serikat memberikan perusahaan farmasi US$176 juta untuk membantu mengembangkan vaksin flu burung. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir tentang penyebaran H5N1 yang meningkat akhir-akhir ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit ini telah membunuh atau memusnahkan ratusan juta unggas di seluruh dunia, dalam beberapa kasus mengganggu rantai pasokan makanan. Selain itu, penyakit ini semakin menginfeksi mamalia yang sebelumnya tidak terpengaruh, mulai dari alpaka hingga kucing rumahan.
"Kami dapat mendeteksi kejadian-kejadian ini (yang) 50 tahun lalu mungkin tidak pernah terdengar," tambahnya. "Kemampuan kami untuk mendeteksi virus semacam itu juga telah meningkat pesat... Kami memiliki lebih banyak alat," kata Profesor Ooi Eng Eong dalam laporan CNA, Sabtu (13/07/2024).
Sebagai informasi di Amerika Serikat, virus ini telah menyerang lebih dari 130 kawanan sapi dan tiga pekerja peternakan sapi perah.
Sementara itu, Australia tengah berjuang melawan wabah di 11 fasilitas pertanian, yang semuanya melibatkan jenis virus yang berbeda dari H5N1. Hal ini menyebabkan kekurangan telur dan mendorong McDonald's untuk memangkas waktu layanan sarapan hingga 1,5 jam. (FA)
Kata Kunci:
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.rri.co.id/internasional/823264/who-khawatirkan-peningkatan-kasus-h5ni-di-beberapa-negara