Warga di 15 Distrik Masih Mengungsi, Imunisasi Polio di Nduga Nihil Laporan


Imunisasi polio di Nduga, Papua Tengah, mengalami sejumlah kendala. Salah satunya karena warga di 15 distrik mengungsi.

Warga di 15 Distrik Masih Mengungsi, Imunisasi Polio di Nduga Nihil Laporan

Sejak 27 Mei 2024, sejumlah wilayah di Papua telah mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. Imuniasi polio pun sudah mulai diberikan di sejumlah daerah. Namun, berdasarkan data Dinas Kesehatan Papua Pegunungan, hingga Rabu (10/7/2024) belum ada laporan cakupan imunisasi polio di Nduga.

JAYAPURA, KOMPAS — Pelaksanaan imunisasi polio di wilayah pedalaman Papua belum maksimal. Di Kabupaten Nduga , Provinsi Papua Pegunungan, belum ada laporan progres pelaksanaan imunisasi tersebut. Kondisi itu, antara lain, terjadi karena warga dari 15 distrik di Nduga dilaporkan masih mengungsi sehingga anak-anak di wilayah rawan konflik tersebut sulit diberikan imunisasi.

”Di Nduga ini banyak distrik yang warganya masih mengungsi karena konflik bersenjata di daerahnya. Warga keluar mengungsi ke distrik hingga ke kabupaten lain,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Papua Pegunungan Darbi Kiwo saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Kamis (11/7/2024).

Dari 32 distrik di Nduga, terdapat sekitar 15 distrik yang warganya dilaporkan mengungsi karena peningkatan eskalasi konflik dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, pemberian imunisasi polio dalam dua dosis pada tahap pertama ini sulit dilaksanakan. Padahal, cakupan imunisasi itu ditargetkan mencapai 95 persen.

Darbi mengungkapkan, pihaknya akan terus mendorong cakupan imunisasi di Nduga. Apalagi, Nduga menjadi salah satu daerah dengan temuan kasus polio terbaru, yakni pada Maret 2024. Dia menyebut, pada pertengahan Juli ini, tim Pemprov Papua Pegunungan akan mengintervensi pelaksanaan imunisasi di wilayah yang lamban melaksanakan imunisasi.

Baca juga: Hanya 18,5 Persen Anak Dapatkan Vaksin Polio di Papua, Puskesmas Belum Maksimal

DINAS KESEHATAN PAPUA TENGAH Pemberian vaksin tetes novel oral polio vaksin tipe 2 (nOPV2) dalam PIN polio di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Selasa (4/6/2024).

Dihubungi terpisah, Penjabat Bupati Nduga Elai Giban mengungkapkan, pelaksanaan imunisasi di daerahnya terlambat dan baru dilaksanakan seusai dirinya dilantik pada awal Juni 2024. Pencanangan imunisasi polio dilaksanakan pada 24 Juni 2024.

Elai mengaku telah menginstruksikan agar pelaksanaan imunisasi dipusatkan di ibu kota Kabupaten Nduga, yakni Distrik Kenyam. Hal ini karena sebagian besar warga dari 15 distrik yang mengungsi ternyata tinggal di Kenyam.

”Kami baru mulai dulu di ibu kota. Saya akan menghubungi kepala dinas kesehatan untuk mendorong petugas di lapangan memberikan laporan,” ucap Elai saat ditanya terkait belum adanya laporan cakupan imunisasi.

Baca juga: Petugas Imunisasi di Lokasi KLB Polio Papua Terkendala Akses

Kondisi geografis

Selain faktor keamanan, Darbi menyatakan, pelaksanaan imunisasi di Papua Pegunungan juga menghadapi kendala lain, yakni kondisi geografis yang sulit. Dia menyebut, secara umum, cakupan PIN Polio di Papua Pegunungan baru 9,8 persen untuk dosis pertama dan 2,1 persen untuk dosis kedua.

Dari delapan kabupaten di Papua Pegunungan, capaian tertinggi PIN Polio berada di Lanny Jaya, yakni 18,3 persen untuk dosis pertama. Sementara itu, Yalimo memiliki capaian 16,8 persen, Tolikara 16,1 persen, Mamberamo Tengah 11,8 persen, Pegunungan Bintang 10,8 persen, Jayawijaya 6,5 persen, dan Yahukimo 2,8 persen.

”Petugas kami masih kesulitan menjangkau daerah-daerah terpencil, apalagi dengan anggaran yang masih terbatas. Di sisi lain, pelaporan ke aplikasi juga belum bisa dilaksanakan karena kondisi sinyal di wilayah terpencil juga sulit,” ucap Darbi.

KOMPAS/NASRUN KATINGKA Petugas kesehatan menunjukan vaksin tetes novel oral polio vaksin tipe 2 (nOPV2) saat pelaksanaan imunisasi di SDN Inpres Yoka Pantai, Kampung Yoka, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Senin (3/6/2024).

Kendala serupa terjadi di Papua Tengah. Hingga 10 Juli lalu, capaian PIN Polio di Papua Tengah baru mencapai 41,3 persen untuk dosis pertama dan 18,1 persen untuk dosis kedua.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Papua Tengah Yohanes Tebai mengungkapkan, petugas puskesmas di wilayahnya mengeluhkan biaya mahal untuk menjangkau kampung dan distrik di pedalaman.

”Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Sejak pertengahan Juni lalu, Kemenkes menganjurkan untuk menggunakan dana BOK (bantuan operasional kesehatan),” tuturnya.

Baca juga: Tiga Kasus Polio Baru Ditemukan di Papua

Di Nduga ini banyak distrik yang warganya masih mengungsi karena konflik bersenjata di daerahnya. Warga keluar mengungsi ke distrik hingga ke kabupaten lain.

Kendati demikian, belum semua daerah bisa menggunakan dana ini dalam operasional PIN Polio karena berbagai pertimbangan. Di sisi lain, di sejumlah daerah, dana BOK juga tidak cukup digunakan untuk menunjang kebutuhan operasional.

”Ada beberapa daerah yang sewa pesawatnya tidak mencukupi. Makanya, sekarang kami juga dorong agar daerah melakukan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan maupun dana kebencanaan,” kata Yohanes.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/07/11/warga-di-15-distrik-masih-mengungsi-imunisasi-polio-di-nduga-nihil-laporan