KOMPAS.com Wabah infeksi bakteri salmonella merebak di 25 negara bagian Amerika Serikat (AS) dan memicu ratusan orang jatuh sakit.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperingatkan, mentimun yang terkontaminasi dapat menjadi penyebab infeksi baru-baru ini.
Dilansir dari IFL Science, Sabtu (8/6/2024), orang-orang pertama kali terindikasi infeksi pada pertengahan Maret 2024.
Hasil penyelidikan mengungkapkan, mereka telah terinfeksi jenis bakteri jahat yang dikenal sebagai Salmonella Africana.
Sejak itu hingga Rabu (5/6/2024), total 162 kasus telah terkonfirmasi, dengan 54 orang di antaranya perlu mendapat perawatan di rumah sakit.
Namun, CDC mengatakan, jumlah kasus bakteri jahat ini sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.
Sebab, kebanyakan orang yang terinfeksi pulih tanpa melakukan tes maupun mendapatkan perawatan medis.
Baca juga: WHO Konfirmasi Kematian Pertama akibat Flu Burung H5N2, Korban Idap Komorbid
Mentimun kemungkinan penyebab wabah salmonela
Salmonella atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebut salmonela adalah bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan yang menular melalui makanan atau minuman.
Penyakit infeksi salmonela dapat menimbulkan gejala-gejala berupa sakit perut, diare, kram perut, atau demam.
CDC menyampaikan, perlu waktu hingga satu bulan untuk menentukan apakah seseorang merupakan bagian dari wabah infeksi salmonela.
Sama seperti wabah lain, saat terjadi penyakit yang disebabkan bakteri ini merebak, pejabat kesehatan masyarakat mulai menyelidiki kemungkinan penyebabnya.
Diberitakan ABC News, Kamis (6/6/2024), guna menemukan sumber salmonela, peneliti mengurutkan seluruh genom pada sampel yang diberikan para penderita.
Dari sana, mereka menemukan bahwa bakteri yang menginfeksi masih berkerabat dekat. Artinya, setiap orang mungkin sakit karena jenis makanan yang sama.
Ketika peneliti mewawancarai 65 orang yang terjangkit penyakit akibat wabah, 72 persen dari mereka pun melaporkan memakan mentimun seminggu sebelum jatuh sakit.
Hal tersebut kian terbukti dari hasil penelitian sampel terhadap mentimun yang dijual di Pennsylvania, negara bagian dengan catatan jumlah kasus tertinggi.
Pada sampel tersebut, peneliti mengidentifikasi salmonela dalam satu sampel, meskipun pengujian belum memastikan apakah itu adalah strain atau populasi yang sama.
Baca juga: Quaker Oats AS Tarik Puluhan Produk yang Diduga Terkontaminasi Salmonella
Produk mentimun ditarik dari peredaran
Saat ini, CDC sedang menyelidiki apakah wabah ini terkait dengan mentimun yang dijual oleh perusahaan negara bagian Florida, Fresh Start Produce Sales Inc.
Pada Sabtu (1/6/2024), melalui situsnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengumumkan penarikan kembali produk mentimun Fresh Start Produce Sales.
Penarikan kembali juga termasuk produk mentimun yang telah dikirim ke 14 negara bagian antara 17-21 Mei 2024.
Empat belas negara yang dimaksud, yakni Alabama, Florida, Georgia, Illinois, Maryland, Carolina Utara, New Jersey, New York, Ohio, Pennsylvania, Carolina Selatan, Tennessee, Virginia, dan Virginia Barat.
Meski mentimun yang ditarik kembali diperkirakan tidak lagi ada di pasaran, CDC memperingatkan masyarakat untuk selalu memastikan mentimun yang telah dibeli.
Ciri-ciri timun yang ditarik peredaran, antara lain berwarna hijau tua, berdiameter sekitar 1,5 hingga 2 inci (3,8-5 cm), serta memiliki panjang 5 hingga 9 inci (12,7-22,8 cm).
Laporan FDA tidak menjelaskan bagaimana mentimun tersebut terkontaminasi salmonela. Namun, penelitian menunjukkan, saluran irigasi yang terkontaminasi merupakan salah satu peluang bagi salmonela untuk masuk.
"Siapa pun yang memiliki produk yang ditarik kembali tidak boleh mengonsumsinya," kata perusahaan dalam pemberitahuan penarikan.
Baca juga: Infeksi Salmonella: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya
Perusahaan menambahkan, konsumen yang telanjur membeli mentimun harus membuang atau mengembalikannya ke tempat membeli untuk mendapatkan pengembalian uang.
Sebagai informasi, orang yang terinfeksi salmonela akan mengalami diare, kram perut, dan demam, biasanya mulai enam jam hingga enam hari setelah menelan bakteri.
Sebagian besar penderita sembuh tanpa pengobatan setelah terinfeksi selama empat sampai tujuh hari.
Kendati demikian, beberapa kelompok orang mungkin mengalami gejala penyakit yang lebih parah, sehingga memerlukan perawatan medis atau rawat inap.
Kelompok orang yang rentan jika terinfeksi bakteri salmonela itu, termasuk anak-anak di bawah usia 5 tahun, orang berusia 65 tahun ke atas, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah
Jika mengalami beberapa gejala masalah pencernaan yang tak kunjung sembuh, segera hubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan lebih lanjut.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/09/203000365/wabah-infeksi-salmonella-merebak-di-as-fda-tarik-produk-mentimun?page=all