PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun Korban akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau penderita demam berdarah dengue (DBD) di Ponorogo terus bertambah.
Namun demikian, merebaknya kasus DBD itu tak serta merta membuat Dinas Kesehatan (dinkes) Ponorogo menetapkan kondisi itu sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Namun demikian, Dinkes Ponorogo tak menampik jika hingga saat ini sudah ada dua korban meninggal dunia akibat DBD.
Kepala Dinkes Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti mengatakan, pihaknya masih melakukan rekap laporan terbaru pasien terjangkit DBD.
Data yang ada pada bulan Januari lalu menunjukkan tujuh pasien DBD, serta Februari enam pasien.
"Data DBD kami berbeda dengan data pasien yang dilayani rumah sakit. Ada kriteria khusus sesuai standar program kementerian baru kami klasifikasikan sebagai DBD,’’ jelasnya.
Dyah memastikan Ponorogo belum masuk dalam tahap kejadian luar biasa (KLB). Kendati ada dua kasus kematian dengan kondisi yang sama.
Yakni mengalami dengue shock syndrome (DSS). Selain bocah 10 tahun dirawat di RSUD dr. Harjono Ponorogo, satu pasien lain berusia tiga tahun dirawat di salah satu rumah sakit swasta.
"Sementara total dua kasus kematian akibat DBD ini,’’ ujarnya.
Dyah berharap masyarakat peduli akan penyakit ini. Pun, lekas memeriksakan diri bilamana mengalami gejala demam 2-7 hari.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://radarmadiun.jawapos.com/ponorogo/804445847/update-terbarukasus-dbd-di-ponorogo-dua-pasien-meninggal-dunia-sama-sama-alamidengue-shock-syndrome