Upaya Fogging Tidak Akan Efektif Cegah DBD, Ini Anjuran dari Dinkes Jabar


Liputan6.com, Bandung Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengatakan, dalam mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah dengan metode fogging (pengasapan), tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan upaya 3M Plus. Menurut Vini cara yang paling efektif dalam mencegah demam berdarah dengue (DBD) yaitu dengan memastikan lingkungan agar tidak ada tempat hidup untuk nyamuk.

"Fogging itu tidak akan efektif ketika kita tidak menjalankan gerakan 3M Plus. Karena fogging itu berjalan maksimal hanya dua jam dan yang terkena itu hanya nyamuk yang beterbangan saja. Jentik-jentiknya masih ada di tempat perindukannya," ujar Vini dicuplik dari kanal Youtube Jabarprov TV, Senin, (1/4/2024).

Lebih lanjut Vini mengatakan fogging akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan tata cara yang ketat. Tindakan pengasapan ini dilakukan usai adanya temuan atau laporan kasus DBD di suatu daerah. Vini menegaskan gerakan 3M Plus merupakan upaya yang dianggap efektif dalam mencegah penyebaran nyamuk DBD dengan menguras dan menutup penyimpanan air serta membersihkan barang bekas yang bernilai ekonomis.

"Jangan sampai ada genangan air bersih yang berpotensi jadi tempat kembang biak nyamuk, contohnya di bagian bawah dispenser yang tidak sadari mungkin akan jadi tempat kembang biak nyamuk, itu harus kita bersihkan secara berkala minimal seminggu sekali," kata Vini.

Vini menuturkan setitik air yang menggenang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk untuk bertelur. Lebih lanjut dia berpesan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan yang dilakukan setiap hari di rumah, lingkungan sekitar, dan tempat kerja saat peralihan musim kemarau ke penghujan saat ini. Vini menjelaskan bahwa, sebenarnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk itu setiap tahun terjadi tapi yang paling tinggi kasusnya pada peralihan musim.

"Waspada ketika terjadi pergantian musim kemarau ke musim hujan pasti terjadi peningkatan DBD. Seperti contoh sekarang, biasanya yang agak meningkat itu sekitar Agustus, September, Oktober. Pada bulan (akhiran) 'ber' berhenti (kenaikannya), nanti kalau sudah selesai bulan 'ber' naik lagi di Februari, Maret dan April. Terus begitu antara musim kemarau dan musim hujan," jelas Vini.

Vini mengatakan pada masa peralihan musim kemarau ke penghujan, banyak barang yang berpotensi menampung genangan air seperti bekas kemasan makanan dan minuman.

Genangan air hujan yang turun sesaat ini sebut Vini, menjadi tempat kembang biak nyamuk. Sehingga populasi nyamuk yang menjadi medium penularan banyak.

"Beda halnya saat musim hujan. Pada musim hujan air yang turun terus terusan mengalir sehingga tidak ada tempat untuk nyamuk demam berdarah untuk berkembang biak. Tempat kembang biak nyamuk ini cukup dengan sedikit genangan air," sebut Vini.

Vini menegaskan pencegahan DBD harus dilakukan setiap hari karena masuk dalam kategori penyakit sepanjang tahun.

Salah satu contohnya adalah menutup tempat air, menguras dan melakukan daur ulang benda bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk.

"Itu harus dilakukan sepanjang tahun terutama tadi saat perubahan musim kemarau ke musim hujan antisipasinya harus lebih giat," sebut Vini.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.liputan6.com/regional/read/5564292/upaya-fogging-tidak-akan-efektif-cegah-dbd-ini-anjuran-dari-dinkes-jabar