AS Sebulan yang lalu, Richard Slayman menjadi orang pertama yang menerima transplantasi ginjal dari babi yang telah direkayasa gennya. Kini, tim peneliti dari NYU Langone Health melaporkan bahwa Lisa Pisano, seorang wanita berusia 54 tahun dari New Jersey, telah menjadi orang yang kedua. Ginjal barunya hanya memiliki satu modifikasi genetik, sebuah langkah yang diharapkan oleh para peneliti dapat menyederhanakan proses pengembangan penggunaan organ babi.Pisano, yang menderita gagal jantung dan penyakit ginjal stadium akhir, menjalani dua operasi, yakni operasi pertama pemasangkan pompa jantung untuk meningkatkan sirkulasi darahnya dan yang kedua untuk melakukan transplantasi ginjal. Dia masih berada di rumah sakit, dan dalam keadaan baik. “Fungsi ginjalnya 12 hari setelah transplantasi terlihat sempurna, dan tidak ada tanda-tanda negatif,” kata Robert Montgomery, direktur NYU Langone Transplant Institute, yang memimpin operasi transplantasi, pada konferensi pers hari Rabu (24/04).“Saya sungguh merasa luar biasa,” kata Pisano, yang bergabung dalam konferensi pers melalui video dari tempat tidurnya di rumah sakit.Pisano adalah orang keempat yang menerima transplantasi organ babi. Dua orang yang menerima transplantasi jantung di University of Maryland Medical Center pada tahun 2022 dan 2023 meninggal dalam waktu beberapa bulan setelah menerima organ tersebut. Slayman, penerima ginjal babi pertama, masih baik-baik saja, kata Leonardo Riella, direktur medis untuk transplantasi ginjal di Rumah Sakit Umum Massachusetts, tempat Slayman menerima transplantasi.Semua pasien selamat yang telah menerima jantung dan ginjal babi tersebut berada bawah pengawasan ketat program akses yang diperluas FDA, dan selanjutnya akan menerima terapi eksperimental di luar uji klinis.Dalam beberapa minggu mendatang, dokter akan memantau Pisano dengan lebih detail untuk mengetahui adanya tanda-tanda penolakan organ yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh penerima dan mengidentifikasi jaringan baru sebagai sesuatu yang asing dan mulai menyerangnya. Hal ini menjadi perhatian bahkan pada transplantasi ginjal manusia, tetapi risiko yang lebih besar terjadi ketika jaringan tersebut berasal dari spesies lain, sebuah prosedur yang dikenal sebagai xenotransplantasi.Untuk mencegah reaksi penolakan, perusahaan yang memproduksi organ babi ini telah melakukan modifikasi genetik agar jaringannya tidak terlihat asing dan mengurangi kemungkinan jaringan tersebut memicu serangan kekebalan tubuh. Namun, belum jelas berapa banyak perubahan genetik yang diperlukan untuk mencegah reaksi penolakan. Transplantasi ginjal Slayman yang berasal dari babi merupakan modifikasi yang dikembangkan oleh ‘eGenesis’, sebuah perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, ginjal ini memiliki 69 modifikasi. Sebagian besar modifikasi tersebut berfokus pada pe-nonaktifan DNA virus dalam genom babi untuk memastikan virus-virus tersebut tidak akan ditularkan kepada pasien. Dari 10 modifikasi percobaan yang bertujuan mencegah sistem kekebalan tubuh menolak organ tersebut.Ginjal Pisano berasal dari babi yang hanya membawa satu perubahan genetik, yakni menghilangkan gula spesifik yang disebut ‘alpha-gal’ dapat memicu penolakan organ secara langsung, dari permukaan selnya. “Kami melihat sedikit lebih baik, dan perubahan gen utama yang telah dimasukkan ke dalam babi dan organ yang kami gunakan adalah masalah mendasar,” kata Montgomery. “Sebagian besar rekayasa gen lainnya dapat digantikan dengan obat-obatan yang disesuikan untuk di konsumsi”. (why/tr)
Bagikan:
Dilansir dari dan telah tayang di: http://indofakta.com/News/34347