JOGJA Kasus Demam Berdarah (DB) di Kota Jogja meningkat. Salah satu dugaanya karena mobilitas masyarakat Kota Jogja relatif tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja menghimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan menerapkan 3M di setiap rumah tangga untuk membunuh jentik-jentik nyamuk pada genangan air.
Baca Juga: Skripsi Tak Terurus? Mahasiswa Akhir Harus Tahu Ini, Rekomendasi Tempat Mengerjakan Skripsi Anti Bosan di Yogyakarta!
"Masyarakat tentunya harus lebih peka, karena jentik-jentik nyamuk itu terkadang muncul di tempat tertentu yang kadang tidak terpikirkan," ujar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah, Jumat (10/5/2024).
Baca Juga: Rencana Peniadaan Separator di Jalur Ring Road Jogja, Dishub DIY Bilang Begini
Antisipasi terhadap penyakit DBD dilakukan dengan cara pencegahan persebaran nyamuk di rumah masing-masing. Gerakan Menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (3M PSN) dihimbau untuk digencarkan kembali.
Baca Juga: Parah usai Tim Indonesia U23 Kalah, Netizen Indonesia Rasis Serang Akun Federasi Sepakbola Guinea
"Harapannya, di masing-masing keluarga juga ada juru pemantau jentik-jentik nyamuk di bak mandi dan sudut atau tempat yang berpotensi adanya jentik nyamuk," tuturnya.
"Seperti di ujung bambu yang sering ada genangan air," imbuhnya.
Baca Juga: Erik Ten Hag Ingin Para Pemain Manchester United Yang Cedera Bermain agar Menghindari Pembantaian oleh Arsenal
Data terakhir menyebutkan kasus pasien yang terjangkit DBD di Kota Jogja mencapai 100 pasien. Data tersebut terjadi dari bulan Januari hingga April 2024.
"Lonjakan kasus terjadi yaitu Bulan Januari 12 kasus Februari sejumlah 27 kasus, Maret 34 kasus , April 27 kasus. Alhamdulilah, kasus pasien dengan kematian belum ada," tandasnya.
Baca Juga: Pria Botak yang Ajak Youtuber Korea ke Hotel Ternyata Memiliki Jabatan Pejabat di Bandara Ini
Menurut Lana melihat karakteristik masyarakat Kota Jogja yang memiliki mobilitas tinggi, masyarakat Kota Jogja bisa saja terpapar DBD dari mana saja.
"Bisa saja, karena mobiltas tinggi. Dugaan-dugaan misalnya hari ini terkena masa inkubasi 7 hari yang lalu di mana? Nah itu baru berupa perkiraan saja. Secara umum nasional meningkat," kata dia.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://radarjogja.jawapos.com/jogja/654637333/tingginya-mobilitas-masyarakat-menjadi-dugaan-meningkatnya-kasus-demam-berdarah-di-kota-jogja-berikut-imbauan-dari-dinas-kesehatan