KEPANJEN – Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Malang patut mendapat perhatian lebih.
Karena sejak bulan Januari hingga pertengahan Maret saja, jumlah warga yang terpapar DBD mencapai 905 orang.
Dari jumlah tersebut, dilaporkan 10 pasien DBD meninggal dunia.
Banyaknya warga yang telah terpapar DBD dalam tiga bulan jelas menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan.
Apalagi jika dibandingkan dengan data keseluruhan kasus DBD sepanjang tahun 2023.
Baca Juga: Waspadai DBD di Kabupaten Malang, Awas Muncul Chikungunya
Karena akumulasi kasus DBD dalam tiga bulan terakhir hampir mendekati kasus yang ditemukan sepanjang tahun lalu.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, per 23 Maret lalu, kasus DBD sudah menyerang 905 orang. Sementara kasus DBD sepanjang tahun 2023 lalu menyerang 1.009 orang.
Untuk mencegah sekaligus mengendalikan penyebaran penyakit tersebut, Pemkab Malang pun menggelar rapat koordinasi (rakor) kemarin (28/3) di Pendapa Panji, Kecamatan Kepanjen.
Wakil Bupati (Wabup) Malang Didik Gatot Subroto mengatakan, peningkatan kasus DBD harus segera dilakukan penanganan.
Terutama ketika awal-awal musim hujan.
Sehingga, melalui koordinasi yang melibatkan camat, dinkes, kepala rumah sakit, hingga kepala puskesmas, diharapkan penyebarannya dapat dikendalikan.
“Hal terpenting itu edukasi kepada warga supaya tidak membuang sampah sembarang. Utamanya sampah-sampah plastik atau kaleng,” ucapnya.
Ketika musim hujan, plastik maupun kaleng tersebut dapat menampung air hujan.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://radarmalang.jawapos.com/kesehatan/814493752/tiga-bulan-dbd-renggut-10-nyawa-begini-kata-pejabat-dinkes-kabupaten-malang