Progres Wolbachia Bontang Masih 10 Persen


Dalam upaya menekan angka DBD, pemerintah jadikan Bontang sebagai salah satu pilot project penyebaran wolbachia. Tiga bulan berselang, progres wolbachia Bontang masih 10 persen.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Seiring dengan upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang dalam menekan angka demam berdarah dengue (DBD). Sebanyak 4.911 ember nyamuk wolbachia telah disebar di seluruh kelurahan Kota Taman, sebutan Bontang. Penyebaran itu dibagi menjadi dua tahap, yakni pada September dan Desember 2023 lalu.

Kendati demikian, hingga kini belum diketahui secara pasti apakah penyebaran nyamuk wolbachia di Bontang telah menunjukan pengaruh positif. Terhadap pengurangan angka DBD di Kota Bontang.

Koordinator Tim Kerja Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Nur Ilham mengatakan, wolbachia yang telah disebar belum bisa dievaluasi. Sebab, hal itu baru dilakukan kurang lebih tiga bulan.

Jika berkaca pada Yogyakarta yang telah lebih dulu melalukan hal serupa, efektivitas dari penyebaran wolbachia baru bisa di evaluasi setelah kurang lebih dua tahun sejak disebar. Dan diklaim mampu menekan kasus hingga 77 persen DBD di kota dan 86 persen di rumah sakit.

“Sebab, nyamuk wolbachia yang disebar, telurnya butuh waktu untuk jadi nyamuk terlebih dahulu. Kemudian bersaing lagi dengan nyamuk lokal untuk bisa kawin. Selain itu, belum tentu saat sudah kawin telurnya bisa menetas dengan baik,” terangnya kepada wartawan Akurasi.id.

Sejauh ini, pihaknya juga masih mengevaluasi jumlah wolbachia yang ada di Bontang. Berdasarkan evaluasi pengambilan salah satu sampel nyamuk yang sebelumnya telah dilepas di ember-ember pada titik yang telah ditentukan. Hasilnya, progres pengembangbiakan nyamuk wolbachia masih sekitar 10 persen.

“Artinya, jika presentasenya masih segitu, berarti masih sekitar 90 persen nyamuk lokal yang ada. Dan memiliki potensi untuk menggigit,” kata dia.

Dinkes Bontang Imbau Masyarakat Gencarkan Gerakan 3M Plus

Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi peningkatan kasus demam berdarah, Pemkot Bontang melalui dinas kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 400.7.8/11/DINKES/2024, Tentang Kewaspadaan Dini Terkait Kenaikan Kasus Demam Berdarah.

Dalam surat tersebut, dijelaskan langkah-langkah pengendalian vektor penyebaran penyakit, guna mencegah terjadinya peningkatan kasus dan kejadian luar biasa (KLB), demam berdarah. Adapun poin-poinnya, sebagai berikut.

Pertama, dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3 M Plus, yaitu memilah dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menimbulkan genangan atau menampung air. Contohnya seperti plastik, pecahan botol/kaca, tempurung kelapa, kaleng-kaleng bekas, dan lain sebagainya.

Kemudian, menguras dan menutup tempat penampungan air di rumah. Sekaligus menabur abate khusus untuk tempat penampungan air yang tidak bisa dibersihkan secara periodik. Caranya, taburkan 1 sendok teh abate untuk satu drum air (200 liter air). Bubuk abate bisa didapatkan di pukesmas dan kelurahan.

Selanjutnya, melakukan kegiatan yang menunjang 3M di atas, dengan cara tidak menggantung pakaian bekas dipakai. Memakai lotion anti nyamuk, memakai kelambu, memasang kaca kasa nyamuk pada ventilasi, dan lain sebagainya. Serta, melaksanakan kerjabakti pemberantasan sarang nyamuk secara rutin, dan mengaktifkan kembali pemantauan jentik di lingkungan masing-masing.

Kedua, meningkatkan kesadaran terhadap gejala DBDB. Yakni, demam mendadak 2 sampai 3 hari, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, nyeri sendi, lemas, mual dan muntah. Jika mengalami gejala di atas. Segera periksa ke pelayanan kesehatan terdekat dan menyampaikan dengan tepat kapan mulai demam.

Ketiga, turut mendukung dan menyukseskan implementasi wolbachia sebagai upaya penanggulangan DBD. Dengan cara, menjaga ember-ember wolbachia agar dapat berkembang biak dengan maksimal, serta menyebarluaskan informasi yang tepat dari sumber resmi teknologi wolbachia.

Keempat, senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan konsumsi makanan bergizi seimbang. Serta, menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat (germas).

“Untuk mengendalikan peningkatan DBD. Diimbau agar masyarakat melakukan PSN, dengan gerakan 3M plus, dan memberi larvasida ke tempat-tempat yang sulit dijangkau,” tutup Ilham.

Sebagai informasi, di Provinsi Kaltim Bontang menjadi salah satu kota pilot project penyebaran wolbachia, selain Balikpapan. Wolbachia merupakan inovasi yang berfungsi melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab DBD. (*)

Penulis: Nuraini

Editor: Devi Nila Sari


Dilansir dari dan telah tayang di: https://kaltim.akurasi.id/ragam/kesehatan/progres-wolbachia-bontang-masih-10-persen/