Perubahan Iklim Berdampak pada Peningkatan Kasus DBD, Capai 777 Kasus di Jakarta Barat


SINAR HARAPAN Perubahan iklim yang signifikan ternyata berpengaruh besar terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Barat.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Kasudinkes Jakbar), Erizon Safari, kemarin Jumat (7/6) menyatakan bahwa kesesuaian iklim berdampak signifikan pada angka kasus DBD di wilayah tersebut.

Kasus DBD di Jakarta Barat pada Mei 2024 mencapai 777 kasus. Erizon menjelaskan bahwa iklim yang terus menghangat serta peningkatan intensitas hujan secara simultan meningkatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Jumat Pagi Ini

"Perubahan iklim berdampak langsung pada lonjakan kasus DBD. Peningkatan suhu permukaan Jakarta yang lebih kuat dibandingkan laju kenaikan suhu global dan regional turut mempengaruhi peningkatan curah hujan," ujar Erizon, mengutip pernyataan praktisi cuaca dan iklim ekstrem BMKG, Siswanto, pada Kamis (6/6).

Siswanto menyebut bahwa kenaikan suhu permukaan Jakarta sebesar satu derajat celsius dapat meningkatkan curah hujan sebesar 14 persen.

Erizon menambahkan bahwa jumlah kasus DBD di Jakarta Barat menunjukkan tren peningkatan yang signifikan pada awal tahun 2024.

Baca Juga: Laga Lawan Irak Sore Ini, Suporter Timnas Diminta Tak Bawa Flare dan Kembang Api ke Stadion GBK

Pada Januari, tercatat 94 kasus, kemudian meningkat drastis pada Februari dengan 249 kasus, dan naik lagi pada Maret menjadi 629 kasus. Puncaknya terjadi pada April dengan 797 kasus, sebelum sedikit menurun menjadi 777 kasus pada Mei.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, kasus DBD di Jakarta Barat berjumlah 132 kasus pada Januari, menurun menjadi 94 kasus pada Februari, kemudian meningkat kembali menjadi 105 kasus pada Maret dan 125 kasus pada April.

Erizon mencatat bahwa jumlah penderita kumulatif terbanyak berada di Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Kembangan, dengan usia penderita terbanyak berkisar antara 20-45 tahun.

Baca Juga: Dukcapil DKI Jakarta Pastikan Pengaktifan Kembali NIK Dapat Dilakukan Kapan Saja

Untuk menekan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, Erizon menyarankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan dua kali seminggu.

"Pemberantasan sarang nyamuk dua kali seminggu sangat diperlukan untuk menekan jumlah kasus DBD," kata Erizon.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.sinarharapan.co/metropolitan/38512863322/perubahan-iklim-berdampak-pada-peningkatan-kasus-dbd-capai-777-kasus-di-jakarta-barat