SAMARINDA KOTA. Salah satu upaya Pemprov Kaltim dalam pencegahan penularan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan menyebarkan nyamuk Wolbachia di beberapa titik di Bontang.
Nyamuk yang disebar berasal dari program Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, di mana perkembangan nyamuk ini dianggap bisa memutus mata rantai nyamuk DBD dan menghilangkan potensi sebarannya.
“Nyamuk ini membawa virus Dengue sehingga menyebabkan penderitanya mengalami DBD,” ujar Kepala Dinkes Kaltim, dr. Jaya Mualimin, kepada awak media.
Pada tahun 2023 lalu, Jaya menerangkan, sekitar lima kota di Indonesia telah dipilih sebagai daerah penyebaran nyamuk Wolbachia, yakni Semarang, Kupang, Jakarta Barat, Bandung, dan Bontang. Maka dari itu, menurutnya, sejak dimulainya program penyebaran nyamuk tersebut, pihaknya sekarang fokus memantau perkembangan nyamuk Wolbachia.
“Nyamuk Wolbachia ini sebenarnya memiliki bakteri yang dapat mengendalikan virus di dalam tubuh nyamuk itu sendiri sehingga tidak berbahaya bagi manusia,” tegasnya.
Jaya menjelaskan, pada tahun lalu, Bontang telah menerima sekitar 1,6 juta telur nyamuk Wolbachia yang difokuskan pada kawasan padat penduduk. Dengan upaya ini, Dinkes Kaltim terus melakukan evaluasi agar nyamuk yang terpapar Wolbachia bisa mencapai angka di atas 60 persen, sehingga nyamuk-nyamuk tersebut tidak menyebabkan demam berdarah.
“Saat ini, evaluasi menunjukkan nyamuk-nyamuk Wolbachia masih sekitar 20 persen, dan sebenarnya kita bisa melihat dampaknya jika telah mencapai 60 persen dari penyebaran nyamuk tersebut,” bebernya.
Dalam hal ini, pihaknya terus memastikan upaya jangka panjang, dengan hasil yang mungkin baru terlihat dalam 6 hingga 9 bulan ke depan. “Dengan langkah-langkah ini, kita pastinya berharap dapat melihat penurunan signifikan dalam kasus DBD di Kota Bontang dan Kaltim ke depannya,” pungkasnya. (mrf/beb)
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.sapos.co.id/metropolis/2454784001/perkembangan-nyamuk-wolbachia-dipantau