MALANG KOTA – Hari Lupus Sedunia diperingati setiap 10 Mei. Momen tersebut tak ingin dilewatkan begitu saja oleh Indonesian Rheumatology Association (IRA) Cabang Malang. Kemarin, mereka menggelar acara World Lupus Day 2024 dengan tema Embracing Lupus Together di CFD Ijen.
Kegiatan dibuka dengan edukasi pemeriksaan lupus sendiri (saluri) di stan yang tersedia. Dalam saluri, masyarakat diajak mengenali 11 kondisi yang perlu diwaspadai. Kondisi yang pelu diwaspadai antara lain persendian yang sering sakit lebih dari tiga bulan, sariawan lebih dari dua minggu, kelainan darah, kulit hipersensitif terhadap sinar matahari, demam, mudah lelah, hingga sering kejang.
”Kalau ditemukan minimal empat kondisi, sebaiknya segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk periksa,” kata Ketua IRA Cabang Malang Dr dr C Singgih Wahono SpPD KR FINASIM.
SADAR KESEHATAN: Pengunjung CFD Ijen diberi edukasi oleh IRA terkait lupus kemarin pagi. (M.Oky for Radar Malang)
Selain saluri, ada edutalk yang dibawakan empat dokter spesialis penyakit dalam. Yakni Dr dr C Singgih Wahono SpPD KR FINASIM, Dr dr Rudi Hidayat SpPD KR, dr Perdana Aditya Rahman SpPD KR, dan dr Mirza Zaka Pratama M Biomed SpPD.
”Setelah rangkaian kegiatan di CFD, kami juga mengadakan webinar untuk awam di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) dan olimpiade antarpeserta didik,” jelas Singgih.
Singgih melanjutkan, pemahaman mengenai lupus harus terus disebarkan. Sebab, jumlah orang dengan penyakit lupus (odapus) terus bertambah. Di RSUD Dr Saiful Anwar (RSSA), setiap bulan sedikitnya ditemukan dua kasus baru. Baik rujukan dari dalam maupun luar Kota Malang.
Sementara itu, Ketua IRA Dr dr Rudi Hidayat SpPD KR menambahkan, pertambahan odapus tidak hanya disebabkan oleh gaya hidup dan faktor internal dalam tubuh. Namun juga kesadaran keilmuan yang semakin baik, sehingga kini lupus bisa lebih cepat dideteksi.
Selain kesadaran keilmuan, sekarang perkembangan penanganan juga maju. Dari aspek tenaga kesehatan, semakin banyak dokter hingga dokter spesialis yang bisa mendeteksi. Lalu, banyak obat-obatan yang mudah ditemukan seperti mikofenolat mofetil.
”Obat tersebut membantu lupus agar semakin terkontrol, tapi tetap tidak bisa sembuh,” tegasnya.
Menurut Rudi, lupus harus dikontrol agar tidak semakin melebar atau menyerang organ-organ vital.
”Awalnya, lupus hanya menyerang organ luar seperti kulit atau rambut. Kalau tidak dikendalikan bisa menyerang jantung dan otak hingga menyebabkan kematian,” tandasnya. (mel/adn)
Dilansir dari dan telah tayang di: https://radarmalang.jawapos.com/kesehatan/814643743/peringati-world-lupus-day-2024-ira-edukasi-pengunjung-cfd