Papua60detik Peringati hari Malaria sedunia PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui Community Health Development (CHD) kembali mengampanyekan eliminasi malaria di Kabupaten Mimika.
Dengan mengusung motto 'Berinvestasi Mengalahkan Malaria', CHD PTFI bekerja sama dengan YPMAK dan Dinas Kesehatan Mimika bahu membahu memberantas malaria melalui Pusat Pengendalian Malaria (Malaria Centre). Kolaborasi lintas institusi ini menargetkan Mimika bebas malaria 2026.
Manager Public Health & Malaria Control PTFI dr Firdy Permana mengatakan, berdasarkan data surveilance penyakit malaria nasional, jumlah kasus malaria di Kabupaten Mimika sebanyak 144.341 meningkat 21 persen dibandingkan tahun 2021 sebanyak 119.167 kasus.
“Namun kita turut berbahagia, positivity rate menurun dari 41,8 persen ditahun 2021 menjadi 30,6 persen di tahun 2023 hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya pengendalian malaria di Kabupaten Mimika,” ungkapnya.
Seperti kita ketahui area operasi PT Freeport seperti di Kuala Kencana hampir tidak pernah lagi ditemukan kasus malaria. Bagaimana itu dilakukan?
dr Firdy menjelaskan kunci utama PTFI dalam mengendalikan malaria di Kuala Kencana yaitu dengan pengelolaan lingkungan tempat hidup nyamuk seperti membersihkan secara berkala drainase dari tanaman air, lumut, tanah atau lumpur dan sampah sehingga tidak terjadi genangan air. Ini dilakukan secara berkala 1 sampai 3 bulan. Dengan metode ini populasi nyamuk bisa ditekan.
Kemudian pembersihan secara berkala permukaan danau dan kolam air dari tanaman air, sehingga memudakan predator alami untuk memakan jentik nyamuk. Permukaan air yang bersih bikin jentik nyamuk tak terlindungi.
“Kuncinya adalah pengelolaan lingkungan tidak ada semprot-semprot di Kuala Kencana, tidak ada kita tidur pakai kelambu, karena tidak ada nyamuk,” ungkapnya.
Kemudian yang tak kalah penting menurutnya adalah pemantauan dan pengendalian jentik nyamuk.
“Setiap minggunya petugas akan memeriksa tempat genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Anopeles (penyebar malaria). Setelah ditemukan petugas langsung mengaplikasikan insektisida yang mematikan jentik nyamuk,” kata dr Firdy.
Mencapai eliminasi malaria di Kabupaten Mimika menurutnya, diperlukan rencana atau tahapan program pemberantasan malaria agar pelaksanaan kegiatannya dapat berjalan berkesinambungan, bersinergi, terarah, terkoordinir dan melibatkan peran serta masyarakat.
Sementara itu AEA, Health Program Advisor to CB/SLD dr Nelson mengatakan, penanganan malaria harus dilakukan secara komprehensif, dari deteksi dini, tindakan pencegahan hingga pengobatan, pemantauan dan membangun drainase yang tepat, sanitasi dan melakukan pengelolaan lingkungan untuk mencegah kemungkinan berkembangnya larva nyamuk.
Group Leader Community Health PTFI Yohanis Murib mengatakan pusat pengendalian malaria yang telah dijalankan bersama ini merupakan salah satu upaya strategis menurunkan angka malaria di Mimika.
Bagaimana pun karyawan PTFI dan masyarakat sekitar yang terbebas dari malaria akan meningkatkan produktifitas perusahaan, karyawan, dan masyarakat itu sendiri.
PTFI melalui CHD selalu mendukung upaya pemerintah didalam mensejahterakan masyarakat khususnya melalui program kesehatan.
Melalui Pusat Pengendalian Malaria, terbentuklah sebuah tim pengendalian malaria yang beranggotakan perwakilan dari tiga instansi yaitu dari Dinas Kesehatan, YPMAK dan CHD. Adapun kegiatan terpadu yang dilakukan dengan membagikan kelambu berinsektisida tahan lama, melakukan kontrol penyebaran vektor nyamuk melalui penyemprotan dan menjaga kebersihan drainase, deteksi aktif dan pengobatan melalui pemeriksaan darah dari pintu ke pintu dan edukasi kesehatan.
“Saat ini tantangan pusat pengendalian malaria akan lebih rumit lagi karena bertepatan memasuki musim penghujan, banyak tempat yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk, sehingga diperlukan kesadaran yang tinggi dari setiap individu masyarakat yang tinggal di Timika,” ungkapnya (Faris)
Dilansir dari dan telah tayang di: https://papua60detik.id/berita/peringati-hari-malaria-sedunia-upaya-eliminasi-malaria-sebagai-investasi-sosial-pt-freeport