Singkil Jumlah pasien terjangkit malaria di Aceh Singkil terus bertambah dan menjadi 56 orang hingga Rabu (3/7). Peningkatan jumlah itu kemudian menelurkan kebijakan dari pemerintah setempat agar penjagaan pelabuhan diperketat.
Apa hubungannya?
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Singkil, Azmi, mengatakan berbagai tindakan dilakukan untuk menekan kasus malaria. Namun, berbagai upaya tersebut belum komprehensif dan belum mendapat dukungan dari semua elemen.
Dia bahkan berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Singkil ikut membantu penanganan penularan penyakit malaria, dengan cara membersihkan sampah yang menumpuk di Pulau Banyak. Lagi pula menurutnya, sampah di daerah Pulau Banyak akan mencapai satu ton dalam satu hari saja.
"Bagaimana jika berbulan-bulan, mungkin mencapai puluhan ton dan bergunung," ungkap Azmi.
Selain itu, Azmi juga mengimbau agar petugas memperketat penjagaan di pelabuhan penyeberangan Aceh Singkil. Semua wisatawan yang masuk juga diimbau untuk menjalani pemeriksaan.
"Kita harus periksa dan sterilkan para tamu-tamu tersebut. Kita tidak melarang atau mempersulit wisatawan untuk masuk ke Aceh Singkil, tetapi kita harus menjamin kesehatan para tamu tersebut dan masyarakat dalam penyebaran kasus menular (malaria) tersebut," ungkap Azmi.
Sementara berdasarkan data diketahui jumlah warga terjangkit malaria paling banyak ditemukan di Kecamatan Pulau Banyak dengan jumlah kasus mencapai 39 kejadian. Menyusul kemudian 15 kasus terjadi di Pulau Banyak Barat, dan satu kasus masing-masing di Kecamatan Kuala dan Singkil Utara.
Dari total kejadian tersebut, laki-laki merupakan pasien terbanyak yang terjangkit malaria dengan persentase mencapai 73 persen. Sementara profesi terbanyak yang tertular malaria adalah nelayan dan pelajar.
"Sedangkan usia termuda adalah delapan bulan, sementara usia tertua yang terjangkit malaria tersebut adalah usia 63 tahun," kata Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Aceh Singkil, Lisna Winda, Rabu (3/7).
Beberapa upaya dilakukan untuk menekan kasus malaria di Aceh Singkil, seperti penjaringan, fogging, serta melakukan Indoor Residual Spraying (IRS) di dalam dinding rumah penduduk.
Selain itu P2P Aceh Singkil juga melakukan larvasida terhadap genangan-genangan air yang ada di sekitar pemukiman, di Kecamatan Pulau Banyak Barat dan Pulau Banyak Aceh Singkil.
Meskipun begitu, sebut Lisna, P2P Aceh Singkil kewalahan karena masyarakat setempat tidak mau diperiksa oleh petugas kesehatan, dengan alasan takut. Warga juga tidak mau datang ke pos untuk pemeriksaan.
"Begitu pun ketika petugas melakukan Indoor Residual Spraying (IRS) atau penyemprotan di dalam dinding rumah penduduk, masyarakat setempat juga menolak dengan alasan insektisida berbau," pungkasnya.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.habaaceh.id/news/penyakit-malaria-meningkat-di-aceh-singkil-mengapa-pj-bupati-perintah-perketat-pelabuhan/index.html