Pemkab Kotim Nyatakan DBD Syok Hoaks


SAMPIT – Baru-baru ini beredar kabar adanya penyakit mutasi dari DBD, yaitu DBD Syok. Namun ternyata berita tersebut hanyalah hoaks atau palsu tanpa dasar, sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya atas informasi-informasi tanpa sumber jelas.

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini ditandai dengan demam dan disertai perdarahan. Dan bila tidak segera ditolong, dapat mengancam nyawa.

“Jika terjadi komplikasi dari demam berdarah dengue yang sudah parah, maka temuan utamanya, yakni meningkatnya hematokrit mendadak >20%. menurunnya trombosit hingga dibawah 100.000 per milimeter. Kondisi tersebut memicu kebocoran plasma dan kegagalan organ,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kotim, Nugroho Kuncoro Yudho, Kamis, 14 Maret 2024.

Dijelaskannya, masyarakat harus waspada jika kaki dan tangan (akral) dingin, muntah terus menerus, nyeri perut, mulut kering, denyut nadi melemah, menurunnya tekanan darah, hingga jumiah urin yang berkurang.

“Untuk itu pada saat musim hujan ini perlu diperhatiakn kebersihan lingkungan terutama melaksanakan 3M plus. Yaitu menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas,” sebutnya.

Kemudian plusnya mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengue dengan menanam tumbuhan pengusir nyamuk atau menggunakan kelambu saat tidur.

“Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan kita tetap bersih, sehingga dapat terhindar dari gigitan nyamuk dengue,” jelasnya.

Ditambahkannya, bagian hoaks dari berita tersebut adalah menyebabkan sesak napas dan paru-paru tertutup darah serta penggunaan istilah dari DBD Syok.

“Yang benar adalah Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah komplikasi infeksi DBD yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. DSS adalah suatu infeksi Dengue yang ditandai dengan gangguan sirkulasi. Proses terjadinya DSS Demam pada DBD umumnya terjadi selama 2 sampai 7 hari dan menurun setelahnya. Namun, hati-hati, justru komplikasi biasanya terjadi pada fase ini,” pungkasnya.

(dia/matakalteng)


Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.matakalteng.com/daerah/kotawaringin-timur/2024/03/14/pemkab-kotim-nyatakan-dbd-syok-hoaks