Trenggalek- Hingga Juni 2024, tercatat sebanyak 562 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bumi Menak Sopal. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding sebelumnya. Karena itulah, butuh perhatian serius semua pihak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Trenggalek, kasus DBD mayoritas terjadi di Kecamatan Karangan. Meski begitu, bukan berarti kecamatan lain aman terhadap serangan penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti itu. Masyarakat harus tetap waspada.
Pasien DBD dalam kondisi parah biasanya ditandai dengan syok, tekanan darah menurun, dan kesadaran terganggu. Tak hanya itu, terjadi pendarahan di hidung, mulut, maupun organ dalam. “Kondisi seperti ini sangat berisiko tinggi terhadap kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,” ujar Kepala Dinkesdalduk KB Trenggalek, Sunarto.
Baca Juga: Rilis Official Video Trenggalek Baby, MNA Ungkap Single Ketiga Penuh Tantangan
Dia mengatakan, gejala awal DBD sering kali mirip dengan penyakit infeksi lain. Hal ini membuat penyakit tersebut sulit dikenali, utamanya bagi masyarakat awam. Gejala yang dimaksud di antaranya demam tinggi, pusing, dan nyeri pada persendian. Pada beberapa kasus, pasien juga mengalami nyeri perut, mual, dan perdarahan di kulit.
“Saat gejala-gejala ini muncul, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan terdekat, untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” kata Sunarto.
Penanganan dini, lanjut pria ramah itu, dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan peluang kesembuhan. Peningkatan kasus DBD tahun ini menjadi perhatian utama Dinkesdalduk KB Trenggalek. Beberapa langkah pencegahan dan pengendalian telah dilakukan, termasuk sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Baca Juga: PKB-Partai Demokrat Saling Klaim Syah Masih jadi Kadernya
Selain sosialisasi, Dinkesdalduk KB Trenggalek mem-fogging daerah yang memiliki laporan DBD sebanyak dua kasus dalam radius 100 meter. Hal ini untuk memberantas nyamuk dewasa.
Pemberantasan sarang nyamuk seperti menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti terus digalakkan.
“Langkah-langkah pencegahan ini sangat penting untuk memutus rantai penularan DBD. Kami juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar,” tandasnya. (kho/c1/wen)
Dilansir dari dan telah tayang di: https://radartulungagung.jawapos.com/trenggalek/764749393/ngeri-dbd-di-trenggalek-tembus-562-kasus