Mengurangi Asupan Daging Olahan Memberikan Manfaat Kesehatan yang Signifikan


Mengurangi konsumsi daging tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga kesehatan.

Penelitian ini menunjukkan, mengurangi konsumsi daging olahan sekitar sepertiganya dapat mencegah lebih dari 350.000 kasus diabetes di Amerika Serikat selama 10 tahun. Mengurangi asupan daging olahan orang dewasa AS sebesar 30 persen, setara dengan sekitar 10 potong daging asap seminggu, juga akan mengurangi puluhan ribu kasus penyakit kardiovaskular dan kanker kolorektal.

JAKARTA, KOMPAS — Tingginya konsumsi daging olahan telah dikaitkan dengan banyaknya penyakit kronis . Penelitian terbaru menunjukkan, mengurangi asupan daging olahan terbukti secara signifikan bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, kanker kolorektal, hingga diabetes di masyarakat.

Pengunjung mengenakan sarung tangan saat memilih produk olahan daging di pasar swalayan di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Senin (28/6/2021).

Temuan ini didapatkan oleh tim dari Akademi Pertanian dan Sistem Pangan Global Universitas Edinburgh bersama dengan Universitas North Carolina, Chapel Hill, setelah mengembangkan alat simulasi untuk memperkirakan dampak kesehatan dari pengurangan konsumsi daging olahan dan daging merah yang tidak diolah. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal The Lancet Planetary Health pada 3 Juli 2024.

Meskipun banyak penelitian telah mengidentifikasi hubungan antara tingginya konsumsi daging olahan dan penyakit kronis, hanya sedikit penelitian yang mengevaluasi dampaknya terhadap berbagai hasil kesehatan. Beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa daging merah yang tidak diolah dapat berkontribusi terhadap risiko penyakit kronis tetapi buktinya masih terbatas.

Para peneliti menggunakan data dari survei kesehatan nasional Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat untuk membuat sampel simulasi yang mewakili populasi orang dewasa di AS, yang disebut mikrosimulasi. Mikrosimulasi mereka adalah yang pertama memperkirakan dampak pengurangan konsumsi daging olahan dan daging merah yang tidak diolah, mencapai 5 persen dan 100 persen, terhadap berbagai hasil kesehatan di AS.

Tim memperkirakan bagaimana perubahan konsumsi daging memengaruhi risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker kolorektal, dan kematian pada orang dewasa. Dampaknya dievaluasi pada keseluruhan populasi dan secara terpisah berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan rumah tangga, dan etnis.

Baca juga: Hati-hati, Makanan Olahan Berkaitan Erat dengan Penyakit Kronis

Bermanfaat bagi kesehatan

Lindsay Jaacks, Personal Chair of Global Health and Nutrition di University of Edinburgh, dan salah satu penulis penelitian tersebut, mengatakan, mengurangi konsumsi daging bermanfaat bagi kesehatan lingkungan dan tubuh.

”Mengurangi konsumsi daging telah direkomendasikan oleh organisasi nasional dan internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk oleh Komite Perubahan Iklim di Inggris dan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB atau IPCC,” katanya.

Mengurangi konsumsi keduanya sebesar 30 persen menghasilkan penurunan 1.073.400 kasus diabetes, 382.400 kasus penyakit kardiovaskular, dan 84.400 kasus kanker kolorektal.

Rekomendasi ini telah didukung oleh banyak penelitian. Misalnya, laporan Marta Korzicka dari International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA), Austria, dan tim di Nature Communications pada tahun 2023 menyebutkan, produk daging dan susu menyumbang sekitar 20 persen energi pangan global. Selain menyumbang banyak emisi, sumber pangan hewani ini bertanggung jawab atas sebagian besar dampak negatif dari penggunaan lahan, penggunaan air, dan berkurangnya keanekaragaman hayati.

”Penelitian kami menemukan bahwa perubahan pola makan ini juga dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan di AS sehingga hal ini jelas merupakan sebuah win-win solution bagi manusia dan Planet Bumi,” papar Jaacks.

Baca juga: Mengapa Makanan Olahan-ultra Buruk bagi Kesehatan?

KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA Petugas memeriksa tanggal kedaluwarsa pada bahan pangan olahan bersumber dari daging di Lotte Mart, Jakarta Utara, Senin (24/6/2018).

Menurut kajian Jaakcs dan tim, selain mencegah lebih dari 350.000 kasus diabetes, mengurangi asupan daging olahan sebesar 30 persen akan mengurangi 92.500 kasus penyakit kardiovaskular dan 53.300 lebih sedikit kasus kanker kolorektal selama satu dekade.

Para peneliti juga menganalisis dampak dari pengurangan asupan daging merah yang tidak diolah dan mengurangi konsumsi daging olahan dan daging merah yang tidak diolah.

Mengurangi konsumsi keduanya sebesar 30 persen menghasilkan penurunan 1.073.400 kasus diabetes, 382.400 kasus penyakit kardiovaskular, dan 84.400 kasus kanker kolorektal.

Mengurangi asupan daging merah yang belum diolah sebesar 30 persen, yang berarti mengurangi porsi makan burger daging sapi seberat 0,5 kilogram dalam sebulan menghasilkan penurunan lebih dari 732.000 kasus diabetes. Hal ini juga menyebabkan penurunan 291.500 kasus penyakit kardiovaskular dan penurunan 32.200 kasus kanker kolorektal.

Temuan bahwa lebih banyak kasus penyakit dapat dicegah dengan mengurangi daging merah yang tidak diolah dibandingkan dengan daging olahan sebagian disebabkan oleh rata-rata asupan harian daging merah yang tidak diolah lebih tinggi dibandingkan daging olahan, masing-masing sebesar 47 gram per hari versus 29 gram per hari.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/07/05/mengurangi-asupan-daging-olahan-memberikan-manfaat-kesehatan-yang-signifikan