Manggis Hutan Alternatif Obat Kanker Rahim dan Payudara


Mesua merupakan genus tumbuhan famili Clusiaceae dengan penyebaran di wilayah tropis sebanyak 40 spesies. Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 30 m dengan diameter kayu sampai 2 m. Kayu Mesua digunakan masyarakat sebagai bahan bangunan, hal ini disebabkan strukturnya yang kuat dan keras, oleh karena itu kayu Mesua sering digunakan sebagai bantalan rel kereta api atau bangunan berstruktur kuat. Mesua Mesua lepidota T. Anderson merupakan salah satu tumbuhan endemik Kalimantan dan kayunya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan bangunan dan bijinya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng. Mesua lepidota T. Anderson oleh masyarakat dikenal dengan nama Manggis Hutan atau kayu ulin. Rebusan daun, kulit batang dan akarnya digunakan untuk pengobatan diare, penyakit kulit, campuran kosmetik dan baru-baru ini rebusan kulit batang tersebut digunakan untuk pengobatan kanker stadium awal dan sudah dijual dipasaran dengan harga yang sangat mahal.

Group riset bahan alam FST Unair telah mengubah tanaman hutan tersebut yang memiliki lebih banyak manfaat untuk Industri sintetik melainkan memberikan terobosan sebagai alternatif obat herbal untuk penyembuhan penyakit kanker rahim. Selain itu, telah dilakukan penelitian terhadap kandungan senyawa yang terdapat dalam tanaman ini. Ketertarikan peneliti terhadap tanaman ini karena Data fitokimia Mesua sangat terbatas, Mesua ferrea asal Malaysia merupakan satu-satunya yang dilaporkan tentang kandungan senyawa metabolit sekundernya dan belum dilaporkan data aktivitasnya sebagai antikanker.

Studi fitofarmakologi menginformasikan bahwa belum banyak senyawa metabolit sekunder yang telah dieksplorasi dari tanaman Manggis hutan. Beberapa penelitian sebelumnya terhadap berbagai jenis tanaman Manggis hutan, menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder jenis fenil kumarin. Namun Grup Riset bahan alam FST Unair telah menemukan senyawa modifikasi turunan fenil kumarin yang sebelumnya belum pernah ditemukan oleh peneliti sebelumnya. Selain itu, senyawa turunan 4-fenilkumarin, yaitu mesualepidotins A menunjukkan kemampuannya dalam menghambat perkembangan sel kanker rahim dan payudara. Oleh karena itu, penelitian terhadap Mesua lepidota T. Anderson ini dapat membuka mata masyarakat Indonesia terhadap potensi tanaman sekitar kita yang ternyata memiliki manfaat sebagai obat.

Penelitian terhadap tanaman Manggis hutan (Mesua lepidota T. Anderson) dilakukan terhadap kulit batangnya. Identifikasi tanaman dilakukan oleh Ismail Rachman, ahli botani dari Herbarium Bogoriensis, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor. Penelitian yang telah dilakukan oleh tim peneliti kimia bahan alam FST Unair ini berhasil menemukan senyawa aktif turunan4-fenil kumarin dan 4-propilkumarin , yaitu mesulepidotin A-B dan mesulepidotin C. Senyawa tersebut diujikan sel kanker rahim dan payudara yang memiliki potensi sangat poten dalam menghambat perkembangan sel kanker.

Hasil pengujian dengan sel kanker rahim dan payudara, terhadap ekstrak dan senyawa murni dari kulit batang Mesua lepidota T. Anderson, menunjukkan bahwa senyawa aktif pada tumbuhan manggis hutan ditemukan mempunyai aktivitas yang tinggi terhadap sel kanker rahim dan payudara. Penemuan ini memberikan titik cerah bagi para wanita yang sangat rawan terhadap penyakit kanker rahim dan payudara serta memberikan angin segar kepada pasien kanker rahim dan payudara untuk mendapatkan pengobatan dari tanaman alami (herbal). Selama ini pengobatan terhadap kanker rahim dan payudara dilakukan dengan menggunakan obat dari golongan senyawa pengalkilasi, antimetabolit, antikanker produk alam, hormon, dan golongan lain-lain. Diantara obat antikanker tersebut, obat kanker yang berbasis bahan alam lebih disukai oleh penderita kanker karena dianggap lebih aman.

Hasil penelitian memberikan prospek yang sangat bagus bagi dunia kesehatan dalam upaya penemuan obat anti kanker yang berbasis pada bahan alam yang lebih aman. Penemuan senyawa aktif turunan 4-fenil kumarin yaitu mesulepidotin A yang merupakan kandidat obat herbal untuk kanker rahim dan payudara telah dipublikasikan pada jurnal “Natural Product Research” Tahun 2024.

Penelitian selanjutnya akan difokuskan pada eksplorasi Mesua Indonesia dari berbagai wilayah Indonesia dan berbagai aktivitas yang dimiliki, sehingga dapat dipetakan jenis-jenis Mesua yang dapat dijadikan sebagai sumber obat berbasis bahan alam.

Oleh: Prof. Dr. Mulyadi Tanjung, Drs., M.S.

Kelompok Riset Bahan Alam FST Unair berhasil menemukan senyawa aktif dari tanaman Manggis hutan (Mesua lepidota T. Anderson) sebagai obat kanker rahim dan payudara.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://unair.ac.id/manggis-hutan-alternatif-obat-kanker-rahim-dan-payudara/