KBRN, Mamuju : sebuah wilayah di Sulawesi Barat, Indonesia, dikenal sebagai daerah dengan paparan radiasi latar tinggi yang unik. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Djatnika Nugraha dan rekan-rekannya pada tahun 2021 berfokus pada karakterisasi paparan radiasi di seluruh wilayah Mamuju serta penilaian dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis tahunan efektif di Mamuju berkisar antara 17 hingga 115 mSv, dengan rata-rata 32 mSv. Dalam seumur hidup, penduduk Mamuju dapat menerima dosis kumulatif hingga 2,2 Sv, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dosis rata-rata yang diterima oleh penyintas bom atom yang telah terbukti memiliki risiko penyakit kanker dan non-kanker.
Penelitian ini diinisiasi dan dipimpin oleh Eka Djatnika Nugraha, yang merupakan seorang peneliti dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Indonesia. Bersama dengan timnya, Nugraha mengeksplorasi berbagai aspek dari paparan radiasi di Mamuju, termasuk sumber radiasi, distribusi dosis, dan dampak potensial terhadap kesehatan manusia.
Ketika dibandingkan dengan daerah lain di dunia yang juga memiliki paparan radiasi latar tinggi, Mamuju menunjukkan beberapa kesamaan dan perbedaan signifikan. Di Guarapari, Brasil, dosis tahunan efektif berkisar antara 5 hingga 35 mSv, dengan sumber utama radiasi berasal dari monasit yang mengandung thorium. Sementara itu, Ramsar di Iran mencatat dosis tahunan yang dapat mencapai lebih dari 260 mSv di beberapa lokasi, dengan radiasi yang berasal dari air panas alami yang mengandung radium. Meskipun ada paparan tinggi, beberapa studi di Ramsar menunjukkan tingkat kesehatan yang relatif baik di kalangan penduduk setempat. Kerala di India memiliki dosis tahunan efektif antara 1 hingga 35 mSv, dengan radiasi yang bersumber dari pasir pantai yang mengandung monasit. Penelitian di Kerala menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker tertentu. Di Yangjiang, Tiongkok, dosis tahunan efektif berkisar antara 2 hingga 6 mSv, dengan granit yang mengandung uranium dan thorium sebagai sumber utama radiasi. Studi di Yangjiang menunjukkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker.
Paparan radiasi di Mamuju bisa saja membawa dampak serius bagi kesehatan penduduknya, mengingat dosis tahunan yang jauh di atas rata-rata global (sekitar 2.4 mSv). Namun Penting untuk melakukan pemantauan dan penelitian lanjutan untuk memahami dampak jangka panjang dari paparan ini serta mengembangkan strategi mitigasi untuk melindungi kesehatan masyarakat. Penelitian ini juga bisa menjadi dasar untuk studi epidemiologi lebih lanjut terkait paparan radiasi kronis di Mamuju. Studi ini menyoroti pentingnya memahami dan mengelola risiko kesehatan dari paparan radiasi alami yang tinggi, tidak hanya di Mamuju tetapi juga di daerah lain yang memiliki kondisi serupa di seluruh dunia.
Kata Kunci:
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.rri.co.id/lain-lain/810733/mamuju-terpapar-radiasi-latar-tinggi-bahayakah