KBRN, Batam : Gerakan satu gedung satu jumantik atau satu lantai satu jumantik semakin dengungkan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD). Konsentrasi kemenkes saat ini lebih kepada pekerja, meskipun PSN DBD merupakan tanggungjawab bersama.
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono mengatakan, para pekerja dianggap rentan terserang penyakit DBD akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu. Siklus nyamuk belang-belang ini bekerja menggigit manusia pada pukul 08.00 pagi dan menjelang pukul 17.00 sore.
"Siklusnya nyamuk ini seperti manusia bekerja, kalau ditempat kerja ini tidak kita kawal juga, maka angka kesakitan ditempat kerja yang notabene mereka duduk di kantor mungkin karena dingin padahal nyamuk bersarang disitu, mungkin bisa menjadi tempat penularan atau angka kesakitan," jelasnya Ketika ditemui di Pelabuhan Internasional Batam center, Kamis (27/6/2024).
Yudhi melanjutkan, Jumantik diharapkan dapat melakukan advokasi dan berkoordinasi dengan pemilik gedung untuk melakukan pemeriksaan berkala dan pemberian larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.
Diketahui, secara nasional kasus DBD mengalami peningkatan mencapai 164.000 kasus hingga pertengan tahun 2024. Angka kematian juga hampir tinggi, mendekati angka 800 korban jiwa sampai minggu ke-25. Saat ini kasus tertinggi DBD di Indonesia terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
timur.
Kata Kunci:
Dilansir dari dan telah tayang di: https://rri.co.id/nasional/784054/kemenkes-sebut-pekerja-kantoran-rentan-terkena-dbd