Kasus DBD di Lampung Meroket, Dinkes: Dipengaruhi El Nino dan La Nina


Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & sini!

Bandar Lampung, IDN Times Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung menyatakan, peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) periode Januari April 2024 dipengaruhi fenomena El Nino hingga perubahan iklim dengan curah hujan tinggi alias La Nina. Berdasarkan data perbandingan risiko penularan DBD di Lampung mulai minggu ke-1 sampai ke-17 pada 2023 dengan 2024, tercatat 2023 ditemukan 907 kasus dan 2024 mencapai 3.316 kasus. Sedangkan masih pada periode sama, kasus kematian akibat DBD pada 2023 empat orang, sementara kasus kematian 2024 sebanyak 12 orang. "Terjadi peningkatan risiko penularan dengue dipengaruhi oleh fenomena El Nino tahun 2023 dan perubahan iklim di tahun 2024 curah hujan yang tinggi atau La Nina," ujar Kepala Dinkes Lampung, dr Edwin Rusli dimintai keterangan, Rabu (1/5/2024). Baca Juga: Kasus DBD di Lampung Tinggi Ditengarai Rendahnya Angka Bebas Jentik

1. Kasus DBD tertinggi terjadi di Lampung Utara, Tengah dan Timur Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti (pixabay.com/Mohamed Nuzrath) Masih mengacu dari data tersebut, Edwin menyampaikan, Lampung Utara tercatat sebagai kabupaten/kota paling banyak ditemukan kasus DBD yakni 700 kasus sampai dengan 28 April 2024. Lalu disusul Lampung Tengah (602 kasus) dan Lampung Timur (498 kasus). Kemudian diikuti Pringsewu (265 kasus), Tulang Bawang Barat (171 kasus), Metro (167 kasus), Lampung Barat (143 kasus), Pesisir Barat (140 kasus), Pesawaran (131 kasus), Mesuji (92 kasus), Tanggamus dan Way Kanan (89 kasus), Bandar Lampung (86 kasus), Lampung Selatan (80 kasus) dan Tulang Bawang (63 kasus). "Jumlah total kasus DBD sampai dengan minggu ke-17 2024 ada 3.316 kasus, dengan kasus kematian 12 orang di antaranya," terangnya.

2. Distribusi insektisida ditujukan untuk kabupaten/kota kasus tertinggi Plt Kadinkes Provinsi Lampung, dr Edwin Rusli. (Dok. Dinkes Lampung). Terkait persoalan ini, Edwin menjelaskan, Dinkes Lampung telah melakukan upaya penanggulangan mendistribusikan logistik untuk meningkatkan deteksi dini infeksi dengue ke seluruh dinas di kabupaten/kota, agar bisa didistribusikan ke seluruh Puskesmas. Logistik dimaksud semisal Rapid Diagnostic Test (RDT) NS1 atau RDT Combo, Larvasida, dan Insektisida atau cairan fogging. Tapi dikarenakan keterbatasan insektisida sehingga hanya dapat diberikan ke kabupaten/kota prioritas dengan kriteria kasus tinggi. "Seluruh dinkes kabupaten/kota juga sudah melakukan PE, edukasi, larvasidasi, serta fogging di wilayahnya masing-masing yang terdapat positif kasus DBD," ucapnya.

3. Koordinasi upaya preventif dan promotif Ilustrasi seseorang yang sedang sakit(unsplash.com/Olga Kononenko) Edwin melanjutkan, Dinkes Provinsi Lampung juga telah membuat Surat Edaran Gubernur Nomor 38 Tahun 2024 ihwal kesiapsiagaan menghadapi peningkatan kasus infeksi DBD, serta telah menginformasikan edaran Kemenkes ke seluruh dinkes kabupaten/kota mengenai antisipasi peningkatan kasus dengue di awal musim hujan 2024. Selain itu, pihaknya turut menyebutkan telah berkoordinasi dengan seluruh dinkes kabupaten/kota dalam upaya preventif dan promotif, dengan kemandirian masyarakat melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (GIRIJ). "Ini upaya lintas program dan lintas sektor untuk melaksanakan PSN 3M Plus di tempat-tempat umum dan insititus-institusi untuk mencapai ABJ (angka bebar jentik) lebih," jelasnya.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://lampung.idntimes.com/news/lampung/tama-wiguna/kasus-dbd-di-lampung-meroket-dinkes-dipengaruhi-el-nino-dan-la-nina