Kasus DBD di Boyolali Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada
BOYOLALI, suaramerdeka-solo.com Jajaran Dinkes Boyolali meminta masyarakat mewaspadai serangan demam berdarah dengue (DBD).
Pasalnya, kasus DPD di Boyolali awal tahun tergolong tinggi. Bahkan, ada tiga kasus yang mengakibatkan meninggal dunia.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Peyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Teguh Tri Kuncoro menjelaskan, data kasus penyakit DBD di Boyolali mengalami peningkatan.
Baca Juga: Talut SMPN 1 Gladagsari Ambrol, Ruang Lab Komputer dan Rumah Warga Terancam
Dari Januari 2024, kasus per minggu mengalami peningkatan.
Selama dua bulan, Januari 2024 sampai 4 Maret 2024 tercatat ada 126 kasus di Boyolali. Terdiri 116 DBD dan 10 Dengue Shock Syndrome (DSS).
“Kemudian yang mengakibatkan meninggal dunia ada tiga kasus,” katanya, Rabu (6/3).
Baca Juga: Kerangka Lapuk, Atap Gedung Induk Puskesmas Jaten I Runtuh
Tiga pasien DBD yang meninggal tersebut terjadi di bulan Januari dua kasus, dan satu kasus lainnya pada Februari.
Ketiganya dari Kecamatan Teras, Wonosegoro dan Wonosamodro.
“Ini disebabkan pasien terlambat dibawa berobat ke fasilitas kesehatan (faskes),” ujar Teguh.
Baca Juga: Masyarakat Boyolali Diminta Waspadai Kasus DBD. Per Januari Ada 45 Kasus 2 Meninggal
Dia menambahkan, kasus DBD di Boyolali hampir merata terjadi di seluruh kecamatan.
Yang paling tinggi yakni Kecamatan Karanggede, ada 17 kasus. Kemudian Kecamatan Cepogo 13 kasus, serta Kecamatan Sambi dan Kemusu masing-masing 11 kasus.
Terkait kejadian tersebut, pihaknya terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat. Termasuk meminta Puskemas untuk tetap menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M di masyarakat.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://solo.suaramerdeka.com/solo-raya/0512075770/kasus-dbd-di-boyolali-meningkat-masyarakat-diminta-waspada