Heboh Wabah Bakteri Pemakan Daging Merebak di Jepang, Apakah sudah Ada Temuan Kasus di Indonesia?


RADARSOLO.COM Jepang tengah dilanda kehebohan atas wabah infeksi bakteri pemakan daging atau Streptococcus pyogenes.

Bakteri pemakan daging ini disebutkan mampu merusak kulit, lemak dan jaringan yang menutupi otot dalam waktu singkat.

Gejala awal yang ditimbulkan dari serangan infeksi bakteri pemakan daging ini, di antaranya demam, nyeri dan radang tenggorokan.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Wahyu Kliyu yang Digelar Tiap Bulan Suro di Jatipuro Karanganyar: Tak Sekadar Sebar Apem, Ada Makna Mendalam

Gejala ini dapat berkembang dengan cepat dan mengancam nyawa penderitanya, karena menyebabkan kegagalan organ hanya dalam hitungan hari bahkan jam.

Pakar penyakit menular Tokyo Women’s Medical University Ken kikuchi menjelaskan, penderita akan mengalami tekanan darah yang terus turun dan kondisi yang kian memburuk hanya dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Sebagian besar kematian terjadi hanya dalam waktu 48 jam.

"Saat pasien merasakan kaki mereka bengkak di pagi hari, itu dapat menyebar ke lutut di siang hari. Serta dapat mengancam nyawa dalam 48 jam,” tutur Ken kikuchi, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Rumah Pensiun Presiden Jokowi di Colomadu Karanganyar Mulai Dibangun, Intip Kondisinya Terkini

Data Institut Nasional Penyakit Menular Jepang (NIID) mencatat, kasus infeksi bakteri pemakan daging ini terus bertambah.

Jumlah pasien terjangkit sindrom streptococcol toxic-shock syndrome (STSS) itu nyaris mencapai 1.000 kasus dalam kutun waktu enam bulan sejak Januari 2024.

Bagaimana dengan di Indonesia

Heboh kabar wabah bakteri pemakan daging di Jepang ini pun telah terdengar di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Fakta dan Kronologi Balita Tewas di Kediri Dikubur Orang Tuanya di Samping Rumah: Emosi, Nekat Menganiaya lalu Panik


Dilansir dari dan telah tayang di: https://radarsolo.jawapos.com/nasional/844800283/heboh-wabah-bakteri-pemakan-daging-merebak-di-jepang-apakah-sudah-ada-temuan-kasus-di-indonesia