Flu Burung Dapat Menular dari Sapi ke Manusia, Cegah dengan Vaksinasi


Kemampuan vaksin mencegah penyebaran flu burung yang menular dari sapi ke manusia ini ditegaskan melalui hasil studi tim peneliti dari University of Georgia, Amerika Serikat. Studi ini terbit di jurnal Human Vaccines and Immunotherapeutics , 28 Mei 2024.

JAKARTA, KOMPAS — Temuan terbaru menunjukkan, virus H5N1 penyebab penyakit flu burung dapat menular dari hewan ternak, seperti sapi, ke manusia. Berdasarkan tinjauan selama ini, vaksinasi masih merupakan strategi paling efektif untuk mencegah dan mengendalikan flu burung pada manusia meski khasiat vaksin tersebut berbeda-beda.

Ayam-ayam yang datang dari Sukabumi, Jawa Barat, tiba di salah satu tempat pemotongan ayam di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (4/3/2023).

Salah satu penulis utama studi ini, Flavio Cargnin Faccin dari University of Georgia, menyampaikan, virus avian influenza subtipe H5N1, H7N9, dan H9N2 telah menimbulkan ancaman ganda. Penyakit akibat virus ini tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi terhadap industri unggas, tetapi juga masalah kesehatan masyarakat global.

”Penelitian mendalam terhadap vaksin flu burung untuk manusia yang kami lakukan menunjukkan bahwa vaksinasi tetap menjadi pertahanan utama terhadap penyebaran virus ini,” ujar Faccin, seperti dikutip dari Sciencedaily, Kamis (30/5/2024).

Tim peneliti tersebut mengkaji studi mengenai vaksin yang diuji pada tikus, musang, dan primata nonmanusia. Mereka juga melakukan uji klinis vaksin flu burung pada manusia. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian vaksin dapat mengaktifkan kekebalan humoral yang merupakan bagian dari sistem kekebalan manusia untuk menghasilkan antibodi.

Tinjauan tersebut juga mengkaji alternatif lain, seperti vaksin partikel mirip virus (VLP) dan vaksin RNA duta (mRNA) yang baru dikembangkan beberapa waktu lalu. Studi lain menyimpulkan, vaksin VLP dapat mengendalikan virus pada tikus dan musang meskipun masih ada keterbatasan terkait data uji klinis pada manusia.

Vaksin mRNA terhadap subtipe flu burung H5N1 dan H7N9 juga menghasilkan respons imun yang cepat dan kuat pada tikus dan musang. Meskipun datanya masih terbatas, hasil studi fase 1 vaksin mRNA H7N9 pada manusia sehat memberikan hasil yang memuaskan.

Dalam tinjauan ini, Faccin menyarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk memahami sekaligus memanfaatkan potensi vaksin bagi manusia dan pertanian. Eksplorasi untuk mengembangkan vaksin baru juga diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap pandemi dan mengurangi ancaman virus flu burung.

Baca juga: Mitigasi Penyebaran Flu Burung Perlu Kolaborasi Multisektor

Kasus flu burung pada sapi pertama kali terdeteksi di Amerika pada Maret 2024. Sejak saat itu, strain virus ini terus menyebar ke sapi lain. Para peneliti bahkan menemukan tingkat virus sangat tinggi dalam susu mentah yang diproduksi sapi yang terjangkit.

Peneliti influenza di Illinois University, Jim Lowe, mengatakan kepada The New York Times bahwa susu yang terkontaminasi tampak seperti sirup dan kental. Namun, untuk susu yang ada di pasaran, konsumen dapat melakukan pasteurisasi atau pemanasan makanan agar terlindung dari penyebaran virus ini.

Wabah di Amerika

AP PHOTO/CHARLIE NEIBERGALL Ayam-ayam di salah satu peternakan organik di Iowa, Amerika Serikat, 21 Oktober 2015. Otoritas Pertanian Iowa mengumumkan pada Senin (31/10/2022), terdapat satu lagi peternakan komersial di negara bagian itu yang terinfeksi flu burung.

Dua orang telah dipastikan terinfeksi virus H5N1 dalam wabah yang terjadi saat ini di Amerika. Kasus pertama terjadi pada tahun 2022, sedangkan kasus kedua terkonfirmasi pada bulan April 2024 setelah terpapar sapi perah yang diduga terinfeksi flu burung.

Dari hasil pengujian kasus pertama, strain tersebut telah bermutasi agar dapat beradaptasi dengan lebih baik pada sel mamalia. Namun, penyebaran virus ini kemungkinan besar akan berhenti selama manusia yang terjangkit tersebut tidak menularkannya ke orang lain.

Baca juga: ”Avian Influenza” pada Sapi

Untuk kasus kedua, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah memantau sistem pengawasan influenza, terutama di negara-negara yang terkena dampak. Hasil pemantauan menunjukkan, belum ada tanda-tanda aktivitas influenza yang tidak biasa pada manusia.

Meski demikian, para peneliti mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya mutasi H5N1 apabila virus tersebut berada di lingkungan yang mendukung, seperti peternakan sapi. Jika ini terjadi, tidak tertutup kemungkinan H5N1 berpotensi menyebar pada manusia.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/05/30/flu-burung-dapat-menular-dari-sapi-ke-manusia-cegah-dengan-vaksinasi?open_from=Section_Terbaru