Enam Bulan, Kasus DBD di Tulungagung Capai 1008 Kasus, Simak Penjelasannya


Tulungagung, KORANMEMO.COM Hanya dalam enam bulan terakhir, kasus demam berdarah dengue (

Bahkan, temuan kasus DBD pada tahun 2024 di Kabupaten Tulungagung ini tercatat lebih tinggi dibandingkan temuan kasus DBD selama empat tahun terakhir.

PLH Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Heru Santoso mengatakan, berdasarkan data miliknya, kasus DBD di Kabupaten Tulungagung selama 6 bulan terakhir mencapai 1008 kasus, dan 13 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sedangkan secara umum, total akumulasi kasus DBD, Demam Dengue (DD), hingga Dengue Syock Syndrome (DSS) di Kabupaten Tulungagung mencapai 2600 kasus, dan ada 14 orang meninggal. Tulungagung, KORANMEMO.COM Hanya dalam enam bulan terakhir, kasus demam berdarah dengue ( DBD ) di Kabupaten Tulungagung mencapai ribuan kasus.Bahkan, temuan kasus DBD pada tahun 2024 di Kabupaten Tulungagung ini tercatat lebih tinggi dibandingkan temuan kasus DBD selama empat tahun terakhir.PLH Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Heru Santoso mengatakan, berdasarkan data miliknya, kasus DBD di Kabupaten Tulungagung selama 6 bulan terakhir mencapai 1008 kasus, dan 13 orang dinyatakan meninggal dunia.Sedangkan secara umum, total akumulasi kasus DBD, Demam Dengue (DD), hingga Dengue Syock Syndrome (DSS) di Kabupaten Tulungagung mencapai 2600 kasus, dan ada 14 orang meninggal.

Baca Juga: Tiga Tersangka Kasus Pengeroyokan Pasutri di GOR Jayabaya Kota Kediri Ditangkap Polisi, Simak ini Motifnya

Temuan kasus ini terbilang sangat banyak lantaran diyakini jika tahun 2024 ini merupakan tahun endemi munculnya DBD.

"Kalau untuk kasus DD, DBD dan DSS di Tulungagung totalnya mencapai 2600 kasus. Sedangkan untuk kasus DBD sendiri, jumlahnya sebanyak 1008 kasus. Angka ini terbilang banyak, karena mungkin tahun ini tahun endemi," kata Heru Santoso, Selasa (9/7/2024).

Atas temuan ini, ungkap Heru, angka kasus DBD tahun 2024, justru terbilang lebih banyak dibandingkan dengan temuan kasus DBD selama empat tahun terakhir.

Pasalnya, pada tahun 2020 temuan kasusnya hanya 275 dengan total kematian 5 kasus saja, lalu di tahun 2021 temuan kasusnya mencapai 152 kasus dengan 2 orang meninggal dunia.

Kemudian pada tahun 2022 kemarin, total kasus DBD di Tulungagung mencapai sebanyak 410 kasus dengan kematian hanya empat kasus saja, serta jumlah kasus DBD di tahun 2023 hanya 206 dengan kasus kematian hanya tiga. Hal inilah yang membuat kemungkinan tahun 2024 merupakan tahun endemi DBD.

"Kalau di Tulungagung biasanya DBD akan menjadi endemi selama 5 tahun sekali. Kalau kita lihat datanya, tahun 2024 ini memang temuan DBD-nya lebih banyak dibanding empat tahun terakhir," ungkapnya. Temuan kasus ini terbilang sangat banyak lantaran diyakini jika tahun 2024 ini merupakan tahun endemi munculnya DBD."Kalau untuk kasus DD, DBD dan DSS di Tulungagung totalnya mencapai 2600 kasus. Sedangkan untuk kasus DBD sendiri, jumlahnya sebanyak 1008 kasus. Angka ini terbilang banyak, karena mungkin tahun ini tahun endemi," kata Heru Santoso, Selasa (9/7/2024).Atas temuan ini, ungkap Heru, angka kasus DBD tahun 2024, justru terbilang lebih banyak dibandingkan dengan temuan kasus DBD selama empat tahun terakhir.Pasalnya, pada tahun 2020 temuan kasusnya hanya 275 dengan total kematian 5 kasus saja, lalu di tahun 2021 temuan kasusnya mencapai 152 kasus dengan 2 orang meninggal dunia.Kemudian pada tahun 2022 kemarin, total kasus DBD di Tulungagung mencapai sebanyak 410 kasus dengan kematian hanya empat kasus saja, serta jumlah kasus DBD di tahun 2023 hanya 206 dengan kasus kematian hanya tiga. Hal inilah yang membuat kemungkinan tahun 2024 merupakan tahun endemi DBD."Kalau di Tulungagung biasanya DBD akan menjadi endemi selama 5 tahun sekali. Kalau kita lihat datanya, tahun 2024 ini memang temuan DBD-nya lebih banyak dibanding empat tahun terakhir," ungkapnya.

Baca Juga: Jumlah Pemilih pada Pilkada 2024 Kabupaten Kediri Meningkat Dibandingkan Pemilu, ini Penyebabnya

Sedangkan untuk penanganannya sendiri, jelas Heru, berbagai upaya sudah dilakukan

Selain itu, pihaknya juga rutin melakukan

Pihaknya juga memberikan Abate atau obat pembunuh jentik nyamuk bagi masyarakat untuk mencegah jentik nyamuk agar tidak menyebarkan penyakit. Hasilnya, kasus DBD pada tahun 2024 pada bulan kemarin mulai mengalami penurunan secara signifikan dan diprediksi akan terus menurun. Sedangkan untuk penanganannya sendiri, jelas Heru, berbagai upaya sudah dilakukan Dinkes Tulungagung mulai dari menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ).Selain itu, pihaknya juga rutin melakukan fogging pada lokasi atau wilayah di Tulungagung yang didapati adanya temuan kasus DBD.Pihaknya juga memberikan Abate atau obat pembunuh jentik nyamuk bagi masyarakat untuk mencegah jentik nyamuk agar tidak menyebarkan penyakit. Hasilnya, kasus DBD pada tahun 2024 pada bulan kemarin mulai mengalami penurunan secara signifikan dan diprediksi akan terus menurun.

"Puncak DBD selama enam bulan terakhir terjadi di bulan April dengan temuan kasus sebanyak 288 kasus. Di bulan Mei, kasusnya turun menjari 273 kasus, dan di bulan Juni angkanya semakin menurun dan menjadi 87 kasus saja," pungkasnya.

Reporter : Mochammad Sholeh Sirri

Editor : Muji Hartono


Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.koranmemo.com/daerah/19213092957/enam-bulan-kasus-dbd-di-tulungagung-capai-1008-kasus-simak-penjelasannya