Kanker masih menjadi salah satu penyakit penyebab kematian utama di seluruh dunia. Kanker sel hati (KSH) merupakan salah satu jenis keganasan yang sering ditemukan di Indonesia. Salah satu modalitas terapi pada kasus kanker pada umumnya adalah terapi radiasi. Akan tetapi, masih ada keterbatasan terapi radiasi konvensional pada tumor yang berukuran besar (bulky tumors) karena buruknya aliran darah pada tumor, distribusi cakupan dosis kurang optimal, dan risiko toksisitas terhadap jaringan sehat sekitar tumor yang lebih besar.
Kandidat Doktor dari Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Angela Giselvania, Sp.OnkRad(K), menjelaskan tentang penggunaan teknologi terbaru dalam pengobatan kanker, terutama untuk KSH. Dokter yang akrab disapa Dokter Gisel ini memperkenalkan teknik Spatially Fractionated Grid Radiotherapy (SFGRT) yang terbukti efektif dalam mengobati tumor dengan dosis tinggi tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
“Teknologi ini menggunakan kolimator khusus yang memungkinkan pemberian radiasi dosis tinggi dalam fraksi tunggal ke area tumor yang luas dengan gradien dosis yang curam, namun tetap menjaga jaringan sehat sekitar dari risiko toksisitas yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SFGRT tidak hanya efektif dalam mengendalikan pertumbuhan tumor primer, tetapi juga memiliki potensi untuk merangsang sistem kekebalan tubuh dan memberikan dampak pada penyebaran tumor jauh, yaitu melalui efek bystander dan abscopal,” terang dr. Gisel.
Studi ini merupakan yang pertama kali dilakukan pada hewan coba babi domestik, sebagai model untuk KSH. Proses induksi karsinogenik pada babi domestik ini juga menjadi penemuan baru, yang memakan waktu 15-22 bulan dan telah mendapatkan perlindungan hak kekayaan intelektual. Melalui penelitian ini, dr. Gisel berhasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kematian sel pada tumor yang diradiasi dengan teknik SFGRT, baik di dalam maupun di luar area radiasi. Hal ini menandakan potensi efek bystander dan abscopal yang memperkuat efektivitas pengobatan kanker menggunakan radioterapi.
Melalui penelitian ini, FKUI memberikan kontribusi penting dalam pengembangan teknologi radioterapi yang lebih efektif dan aman dalam mengatasi kanker, khususnya karsinoma sel hati. Langkah selanjutnya akan melibatkan lebih banyak penelitian untuk memahami mekanisme dan potensi penerapan teknologi ini dalam pengobatan klinis.
Dokter Gisel berhasil mempertahankan penelitian disertasinya yang berjudul “Efek Bystander dan Abscopal pada High Dose Hypofractionated Spatially Fractionated Grid Radiotherapy (SFGRT): Studi Menggunakan Hewan Babi Domestik (Sus scrofa domesticus) dengan Karsinoma Sel Hati” pada sidang terbuka promosi doktor yang berlangsung di IMERI FKUI, Jakarta tanggal 29 April 2024. Dokter Gisel berhasil menjawab berbagai pertanyaan dan sanggahan dari tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Juferdy Kurniawan, Sp.PD-KGEH, dan anggota tim penguji yaitu, dr. Alida Harahap, Sp.PK(K), PhD; Dr. dr. Sri Mutya Sekarutami, Sp.Rad, Sp.Onk.Rad(K); Prof. Sha Chang, Ph.D., FAAPM, DABR (Guru Besar University of North Carolina at Chapel Hill).
Sidang promosi doktor diketuai oleh Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, bertindak selaku promotor pada sidang promosi doktor ini adalah Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Rad, Sp.Onk.Rad(K) dengan ko-promotor Dr. drs. Heri Wibowo, M.Biomed dan Drh. Vetnizah Juniantito, PhD.
Melalui sambutannya, Prof. Soehartati sebagai promotor menyampaikan, “Penelitian ini berhasil mengungkap misteri terkait mekanisme kerja, respons imun, serta efek samping dari metode radioterapi SFGRT. Teknologi ini dapat mematikan sel kanker di luar target area radiasi sekaligus mengurangi efek samping yang ditimbulkan, serta terjangkau untuk masyarakat di Indonesia. Pembuktian ini memberikan kontribusi luar biasa dalam pengembangan keilmuan bidang onkologi radiasi. Tentunya harapan kami hasil ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan diimplementasikan untuk memenuhi pengobatan kanker, khususnya di Indonesia yang banyak sekali advanced cases, serta membuka wawasan dan menjadi landasan kuat bagi peneliti-peneliti lainnya di bidang onkologi radiasi.”
(Humas FKUI)
Dilansir dari dan telah tayang di: https://fk.ui.ac.id/berita/doktor-fkui-kembangkan-teknologi-terbaru-dalam-terapi-radiasi-kanker.html