JawaPos.com Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya intensif melakukan pemeriksaan kesehatan, baik secara pasif maupun aktif, untuk mendeteksi dini warga yang terpapar penyakit tuberkulosis (TBC). Upaya ini bertujuan untuk mengendalikan penyebaran TBC di kota tersebut.
Melansir ANTARA, Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan TBC terus dioptimalkan melalui kegiatan skrining.
Skrining pasif dilakukan dengan cara petugas datang langsung ke rumah warga untuk melaksanakan pemeriksaan. Di sisi lain, pemeriksaan aktif melibatkan lintas sektor di lokasi-lokasi yang telah ditentukan.
Baca Juga: Ribuan Kasus TBC Terdeteksi di Surabaya Meningkat 20 Persen
Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat yang terdeteksi TBC bisa segera diobati hingga sembuh, sehingga risiko penularan dapat dikendalikan.
"Sehingga masyarakat yang diketahui terkena TBC segera dapat diobati sampai sembuh dan risiko penularan dapat dikendalikan," ujarnya.
Hingga 30 April 2024, hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 3.228 kasus TBC di Kota Surabaya, atau 20 persen dari estimasi 16.127 kasus. Oleh karena itu, intensifikasi pemeriksaan terus dilakukan untuk mendeteksi dan menangani lebih banyak pasien TBC.
Baca Juga: Bolehkah Pengidap TBC Ikut Berpuasa? Simak Manfaat serta Tips Menjalani Ibadah Puasa bagi Pengidap TBC
Dalam upaya pengobatan, terdapat tiga jenis obat yang digunakan, yaitu pengobatan BPAL/M selama enam bulan, STR selama sembilan bulan, dan LTR selama 18-24 bulan.
"Terdapat tiga jenis obat yang digunakan diantaranya pengobatan BPAL/M selama enam bulan, STR sembilan bulan, dan LTR selama 18-24 bulan," ucapnya.
Nanik juga menekankan pentingnya peran keluarga pasien sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO). Mantan pasien TBC resisten obat (RO) juga diberdayakan kembali untuk mendampingi pasien selama pengobatan guna mendukung dan mencegah terjadinya mangkir atau putus berobat.
Baca Juga: Jangan Sembarangan! Berikut 5 Makanan Sehat dan Baik untuk Dikonsumsi Bagi Pengidap TBC atau Tuberkulosis
"Mantan pasien TBC RO yang diberdayakan kembali untuk mendampingi pasien selama pengobatan untuk mendukung dan mencegah terjadinya mangkir atau putus berobat," ujarnya.
Selain pemeriksaan, Dinkes Surabaya juga gencar melakukan sosialisasi pencegahan paparan TBC di setiap permukiman penduduk.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.jawapos.com/surabaya-raya/014663371/dinkes-surabaya-gencar-skrining-penderita-tbc-pengendalian-resiko-penularan-jadi-fokus-utama