Dinkes Kotim Gelar Koordinasi Pencegahan Rabies dan Malaria Bersama Tim Kemenkes dan Dinkes Kalteng


Kegiatan koordinasi pencegahan penyakit rabies dan malaria oleh Dinkes Kotim, Dinkes Kalteng, dan Kemenkes RI di Kotawaringin Timur, Selasa (18/6/2024).

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur atau Dinkes Kotim lakukan koordinasi pengendalian penyakit rabies dan rapat pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria.

Kegiatan yang digelar Dinkes Kotim tersebut berlangsung di Aula Dinas Kesehatan, Jalan Jenderal Soedirman, Mentawa Baru Ketapang, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Dinkes Kotim membeberkan tujuan kegiatan tersebut untuk mencegah dan menanggulangi penyakit rabies dan malaria pada masyarakat Kotawaringin Timur.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, atau Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi.

“Kegiatan ini merupakan bentuk koordinasi dan keseriusan dari Dinkes Kotim dalam upaya mencegah terjadinya penyakit rabies dan malaria,” jelasnya saat dihubungi Tribunkalteng.com, pada Selasa (18/6/2024).

Penyakit rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies.

Penyakit ini biasanya ditularkan melalui saliva atau hewan seperti anjing, kucing, dan kera yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.

“Virus rabies dapat menyerang sistem saraf pusat pada manusia, yang menyebabkan berbagai gejala seperti cemas dan kebingungan, kelumpuhan parsial, agitasi, dan halusinasi. Fase gejala terakhir adalah hidrofobia atau rasa takut terhadap air,” terang Kadinkes.

Sementara itu, malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasomodium, yang mana penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut.

Gigitan nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel darah merah.

“Gejala awal malaria biasanya menyerupai flu, demam, dan sakit kepala, gejala-gejala tersebut memang sangat umum terjadi pada penyakit ringan lain, sehingga sulit untuk diidentifikasi sebagai malaria. Gejala lanjutannya ialah mual, muntah-muntah, dan diare ,” jelas Umar.

Kegiatan tersebut diikuti Pengelola Program P2PM Rabies, Pengelola Program P2PM Malaria dan Perwakilan Puskeswan.

Adapun narasumber kegiatan berasal dari Tim Kerja Zoonosis dan Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa dan Tumbuhan Beracun Kementerian Kesehatan, Tim Kerja Zoonosis Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Dinkes Kotim lakukan koordinasi pengendalian penyakit rabies dan rapat pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria. (ISTIMEWA)

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Pengelola Program P2PM Rabies dan P2PM Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur.

Baca juga: Dinkes Kotim Siagakan Nakes, Tangani Masyarakat Menderita Sakit Akibat Terdampak Banjir

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka koordinasi program di Puskesmas, kabupaten, provinsi dan pusat.

Tujuannya ialah terkait kebijakan pencegahan dan pengendalian rabies dan malaria, penggunaan vaksin anti rabies (VAR), pencatatan, dan pelaporan malaria pada aplikasi e-sismal.

"Diharapkan selesai kegiatan, pengelola program di Puskesmas dapat mengaplikasikan kebijakan yang ada,” tutup Unar Kaderi. (*)


Dilansir dari dan telah tayang di: https://kalteng.tribunnews.com/2024/06/18/dinkes-kotim-gelar-koordinasi-pencegahan-rabies-dan-malaria-bersama-tim-kemenkes-dan-dinkes-kalteng