Dikes Tingkatkan Kewaspadaan Penularan Flu Burung, Masyarakat Diimbau Terapkan PHBS


LombokPost-Pemerintah Provinsi NTB melalui dinas kesehatan (dikes) terus meningkatkan kewaspadaan terhadap laporan munculnya kasus flu burung yang bisa menular ke manusia.

Dikes NTB bersama dikes kabupaten/kota se-NTB telah mengambil langkah-langkah strategis untuk pencegahan dan pengendalian.

“Masyarakat diimbau agar tetap tenang namun waspada. Salah satu cara terhindar dari berbagai penyakit termasuk flu burung adalah dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM.MARS.

Sebelumnya, pada 11 Juni 2024 WHO menerbitkan laporan yang menyebutkan adanya kasus infeksi virus Avian Influenza Tipe A (H9N2) pada manusia.

Kasus tersebut terdeteksi pada anak yang tinggal di negara bagian Benggala Barat, India. Anak tersebut memiliki riwayat kontak dengan unggas dan telah pulih serta diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Sementara di Indonesia, laporan kasus flu burung terakhir terjadi pada tahun 2017. Meski demikian, flu burung menjadi salah satu zoonosis yang perlu mendapat perhatian. Terlebih setelah adanya laporan kasus oleh Disease Outbreak News (DONs) di China 1 kasus dengan onset pada 30 November 2023; Vietnam 2 kasus; Cambodia 2 kasus; dan Amerika Serikat 1 kasus, riwayat kontak dengan sapi.

Menurut Dr. dr Fikri, berdasarkan laporan WHO tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengambil sikap dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan flu burung (Avian Influenza) pada manusia.

“Kemenkes RI kemudian mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: PV.03.01/C/1580/2024 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung,” katanya.

Berdasarkan SE Kemenkes tersebut, Dikes NTB bersama dikes kabupaten/kota se-NTB melakukan koordinasi dan kerja sama dengan instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan serta sektor terkait lainnya.

Kerja sama ini dilakukan dalam upaya pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia dengan pendekatan one health atau menyeimbangkan dan mengoptimalkan kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan ekosistem secara berkelanjutan.

Dikes juga berupaya melakukan peningkatan surveilans infeksi pernapasan akut berat dengan faktor risiko untuk deteksi dini suspek flu burung.

“Faktor risiko tersebut di antaranya adanya kontak dengan unggas atau hewan mamalia, lingkungan yang terkontaminasi, dan faktor risiko lainnya,” katanya.

Dr. dr. Fikri menjelaskan, dikes juga harus memastikan persiapan fasilitas kesehatan untuk penatalaksanaan kasus suspek flu burung sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

Selanjutnya, meningkatkan kapasitas petugas kesehatan untuk deteksi dan tatalaksana flu burung. Meningkatkan kapasitas Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) untuk pemeriksaan sampel dari kasus dengan gejala suspek flu burung.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://lombokpost.jawapos.com/ntb/1504797680/dikes-tingkatkan-kewaspadaan-penularan-flu-burung-masyarakat-diimbau-terapkan-phbs