Difteri Jadi Ancaman, Bupati Berau Minta Dinkes Gerak Cepat


PARIWARA

Difteri merupakan penyakit berbahaya yang rentan menyerang anak-anak.

kaltimkece.id Kesehatan masyarakat menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Berau. Seiring mulai menyebarnya penyakit Difteri, Bupati Berau Sri Juniarsih meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan gerak cepat dalam melakukan antisipasi, agar tidak terjadi penularan yang lebih luas.

Bupati Sri Juiarsih mengatakan, Difteri merupakan penyakit berbahaya yang rentan menyerang anak-anak. Untuk itu, sosialisasi yang masif oleh Dinas Kesehatan melalui Puskesmas di setiap wilayah harus dilakukan, guna menghindari penyakit tersebut.

"Saya minta harus segera ditangani. Apalagi penyakit ini sudah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB). Saya minta Dinas Kesehatan dan stakeholder lainnya, bersama-sama melakukan pencegahan," katanya pada Ahad, 24 Maret 2024.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie menyampaikan, saat ini pihaknya tengah mengambil sejumlah langkah pencegahan bersama instansi lintas sektor. Bahkan, belum lama ini pihaknya juga sudah melakukan rapat koordinasi terkait upaya mengatasinya.

Lamlay Sarie menyebut, penyakit Difteri merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sebab, bakteri Corynabacterium Diphteria yang menjadi penyebab Difteri memiliki masa inkubasi selama 2 sampai 5 hari.

"Imunisasi ini akan kita massifkan. Target sasarannya anak-anak. Karena anak-anak ini yang paling rentan," paparnya.

"Kelompok masyarakat yang telah dilakukan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) memiliki kekebalan 97 persen terhadap penyakit Difteri," sambungnya.

Dirinya menjelaskan, gejala dari penyakit Difteri yang perlu di waspadai adalah demam, nyeri menelan, lalu terdapat pseudomembran putih keabuan di tenggorokan, leher membengkak, hingga sesak nafas disertai bunyi. "Tetapi, bagi masyarakat yang terinfeksi Difteri dengan riwayat imunisasi dasar lengkap, dapat mengurangi 87 persen tingkat keparahan penyakit Difteri," terangnya.

Sebagai tindak lanjut penanggulangan KLB Difleri di Kabupaten Berau, telah dilakukan Outbreak Respons Imunization (ORI) di wilayah terbatas sesuai lokasi ditemukannya kasus.

Berdasarkan pertimbangan potensi perkembangan kasus, maka ditetapkan pada rapat lintas sektor tingkat kabupaten pada 21 Maret 2024. ORI akan dilakukan secara meluas di empat kecamatan yang terdapat kasus Difteri. Meliputi Kecamatan Teluk Bayur, Kecamatan Pulau Derawan, Kecamatan Kelay, dan Kecamatan Gunung Tabur.

Perluasan pelaksanaan ORI sendiri, akan dilaksanakan bertepatan dengan ibadah puasa pada Ramadan ini. Yang mengacu pada FATWA MUI Nomor 13 Tahun 2021.

"Bahwa vaksinasi bagi umat islam yang berpuasa dengan injeksi intramuscular, hukumnya boleh. Sepanjang tidak menyebabkan bahaya," paparnya.

Selain itu, Lamlay Sarie juga menuturkan upaya pencegahan lain yang dapat dilakukan. Caranya dengan menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih.

"Contohnya seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum atau sesudah melakukan kegiatan, membersihkan lingkungan rumah (terutama area yang berpotensi besar menjadi tempat bakteri tinggal)," pungkasnya.(*adv/pemkabberau)


Dilansir dari dan telah tayang di: https://kaltimkece.id/pariwara/pariwara-pemkab-berau/difteri-jadi-ancaman-bupati-berau-minta-dinkes-gerak-cepat