Diduga Flu Burung, Belasan Ekor Ayam di Jetis Delanggu Klaten Mati Mendadak


SOLOPOS.COM Petugas dari DKPP Klaten mengecekkondisi bangunan yang biasanya menjadi sarang ayam-ayam milik warga RT 001/RW 001, Dukuh Merbung, Desa Jetis, Kecamatan Delanggu, Klaten, Selasa (9/7/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

SOLOPOS.COM Petugas dari DKPP Klaten mengecekkondisi bangunan yang biasanya menjadi sarang ayam-ayam milik warga RT 001/RW 001, Dukuh Merbung, Desa Jetis, Kecamatan Delanggu, Klaten, Selasa (9/7/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Belasan ekor ayam milik warga di Desa Jetis, Kecamatan Delanggu, Klaten, mati mendadak dalam kurun waktu sekitar sepekan terakhir. Diduga, ternak itu mati karena terserang virus avian influenza (AI) atau flu burung.

Kasus kematian ayam mendadak itu terjadi wilayah Dukuh Merbung, RW 001, Desa Jetis. Kematian ayam itu terjadi sejak Senin (1/7/2024). Ayam yang mati merupakan ayam yang biasanya berada di bekas bangunan tempat budi daya jamur.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Berdasarkan pantauan Solopos.com, kondisi bekas tempat budi daya jamur itu berupa tiang-tiang cor dengan dinding berupa anyaman bambu. Kondisi bangunan tak terawat dengan sebagian atap sudah rapuh dan ambrol. Di dalam bangunan berupa susunan bambu.

Salah satu warga, Agus Sudrajat, 47, menjelaskan jumlah total ayam yang mati di dalam bekas bangunan budi daya jamur mencapai lebih dari 15 ekor.

“Di bangunan itu ayam milik bersama. Awalnya istri saya lewat di dekat bangunan itu melihat ada satu ayam mati. Besok sorenya ada satu ayam mau masuk jalannya sempoyongan dan paginya mati,” kata Agus saat ditemui Solopos.com di Jetis, Selasa (9/7/2024).

Kondisi paling parah terjadi ketika dalam satu waktu ada lima ayam mati mendadak, Kamis (4/7/2024). Tak hanya ayam di dalam kandang, ayam milik warga di kampung itu ikut terserang dan mati dengan gejala yang sama.

“Rata-rata ayam kampung. Tetapi di tetangga ada ayam pelung milik tetangga itu sore diberi empon-empon dalam bentuk pelet tetapi paginya mati,” kata Agus.

Agus mengatakan ada lebih dari 15 ekor ayam di dalam bangunan bekas budi daya jamur itu yang mati mendadak. Jumlah itu belum termasuk ayam mati di kandang milik warga.

Agus menjelaskan ayam mati dengan ciri-ciri yang sama. Bagian jengger dan dada berwarna merah. Ayam-ayam yang mati kemudian dikubur. Kejadian itu juga sudah dilaporkan ke petugas peternakan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten.

Petugas kemudian mengambil sampel dari ayam yang mati mendadak di kampung itu, Senin (8/7/2024). Dari hasil rapid test, ayam dinyatakan positif terserang virus AI atau flu burung. Namun, untuk memastikan ayam terserang flu burung atau tidak, petugas menguji sampel ayam di laboratorium.

Penyemprotan Disinfektan

Sementara itu, warga bersama petugas dinas bergerak cepat dengan melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi-lokasi yang ditemukan kasus ayam mati mendadak. Selain itu, ayam yang masih hidup sementara tidak diliarkan atau dipelihara dalam kandang.

“Ayam yang mati mendadak tidak ada yang dikonsumsi. Untuk warga sampai sejauh ini tidak ada yang sakit. Harapan kami ya kasus ini segera ditindaklanjuti dan virus segera hilang agar kami bisa ternak ayam lagi,” kata Agus.

Menindaklanjuti laporan itu, petugas DKPP mendatangi lokasi pada Selasa (9/7/2024). Selain meminta informasi secara detail, petugas melakukan pengecekan di sekitar lokasi. Selain petugas DKPP, petugas kesehatan dari Puskesmas Delanggu ikut melakukan pengecekan ke warga sekitar.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten, Triyanto, mengatakan dari laporan yang diterima ada 15 ayam yang mati mendadak. Ayam itu milik sekitar lima warga dan selama ini diliarkan serta biasa bersarang pada satu bangunan bekas budi daya jamur saat malam.

Dia membenarkan dari hasil rapid, ayam yang mati mendadak itu positif AI. Namun, hasil itu belum bisa menjadi patokan jika ternak mati karena terserang flu burung. “Kami tetap menunggu hasil pengujian sampel di laboratorium,” kata Triyanto.

Sebagai upaya antisipasi, petugas surveilans mengecek kondisi di sekitar lokasi. Selain itu, ada penyemprotan disinfektan di lokasi-lokasi yang ditemukan ternak mati mendadak. Petugas juga melakukan sosialisasi ke warga sekitar.

“Untuk bangunan yang biasa sebagai tempat ayam-ayam itu kami sarankan untuk dibenahi dan dibersihkan serta dilakukan penyemprotan disinfektan. Kami juga sosialisasi agar warga tidak perlu panik,” kata Triyanto.

Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan upaya pencegahan dilakukan dengan penyemprotan disinfektan. Dia juga mengimbau para peternak menjaga kebersihan kandang termasuk sanitasi.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://soloraya.solopos.com/diduga-flu-burung-belasan-ekor-ayam-di-jetis-delanggu-klaten-mati-mendadak-1957628