DBD di Pamekasan Melonjak hingga 69 Kasus, Seorang Pasien Meninggal


Sejak musim penghujan di Kabupaten Pamekasan mulai Januari hingga akhir Februari 2024 sudah ada puluhan pasien yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Kasusnya terus melonjak menjadi 69 pasien dengan seorang pasien meninggal. Penyakit DBD adalah penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti yang sangat identik degan musim hujan. Penyakit ini bisa menyebabkan fatalitas atau mengakibatkan pasien meninggal apabila penanganannya terlambat. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan menyebutkan sejak Januari hingga Akhir Februari sudah ada 69 kasus DBD. Bahkan satu di antara pasien, yakni seorang warga Desa Pegantenan, dinyatakan meninggal. Fathor Rahman, staf Pencegahan dan pengendalian penyakit menular Dinkes Pamekasan yang menjelaskan pihaknya telah berupaya melakukan pencegahan melalui Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Puskesmas. Selain itu, Dinkes juga terus mengajak masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk. "Kami telah meminta semua Puskemas di Kabupaten Pamekasan untuk sosialisasi kepada masyarakat cara memberantas sarang nyamuk dengan 3M Plus," katanya saat dihubungi detikJatim, Sabtu (2/3/2024). Meski demikian Fathor mengklaim kasus DBD mulai ada penurunan sejak dilakukan sosialisasi. Namun tidak menutup kemungkinan kasus itu kembali terjadi, mengingat musim hujan di Kabupaten Pamekasan masih berlangsung. Lantas apa yang dimaksud dengan 3M Plus? Itu adalah akronim dari menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang barang yang berpotensi dijadikan tempat berkembang biak nyamuk yang membawa virus DBD pada manusia. Selain 3 M di atas, yang dimaksud dengan Plus yakni menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kasa di jendela dan ventilasi di rumah, serta melakukan gotong royong membersihkan lingkungan secara bersama. Tidak hanya itu, aktivitas plus itu juga mengajak warga untuk meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar agar tidak terjadi genangan air, serta tidak membuang sampah sembarang yang bisa menjadikan sarang nyamuk. "Jadi jika habis minum yang wadahnya menggunakan kaleng atau botol, upayakan buang pada tempatnya. Jika dibuang sembarangan, saat kaleng mendongak bisa saja menampung air saat hujan, di situlah sarang nyamuk dapat berkembang," terang Fathor. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai gejala DBD yang biasanya menyerang anak-anak. Di antaranya demam hingga 40 derajat celaius diikuti dengan rasa sakit kepala parah, serta nyeri otot dan sendi hingga area di belakang mata. Apabila itu terjadi pada orang di sekitar dan mengalami gejala itu, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan untuk bisa mendapat diagnosis dan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan. Sementara itu Kepala dinas kesehatan Pamekasan Sayfudin menyebutkan bahwa korban DBD yang telah meninggal bukan merupakan anak-anak. Pasien itu terkategori pasien dewasa. "Yang meninggal Holifah, usia 28 tahun, warga Dusun Tengah Desa Bulangan Timur Kecamatan Pegantenan,sudah dewasa," ucap Sayfudin. Lumajang Umumkan Kenaikan 119 Kasus Demam Berdarah

Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.detik.com/jatim/berita/d-7222301/dbd-di-pamekasan-melonjak-hingga-69-kasus-seorang-pasien-meninggal