Catat Kasus DBD Terbanyak, Kelurahan Temas Kota Batu Jadi Target Fogging


Tidak semua orang yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya, atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik). Karena itu, Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengajak warga lebih waspada dengan virus dengue.Kabid Pencegahan dan Pengedalian Penyakit Dinkes Kota Batu, dr Susanna Indahwati mengatakan virus dengue yang menjangkiti manusia bisa menyebabkan infeksi dengue. Dan infeksi dengue merupakan sekelompok penyakit pada manusia yang meliputi beberapa penyakit.“Ada Demam Berdarah Dengue (DBD), Demam Dengue (DD), Expanded Dengue Syndrome (EDS) yang umumnya dikenal dengan Dengue Shock Syndrome (DSS),” ujar Susanna, Jumat (8/3).Sebagian lagi, lanjutnya, ada penderita yang menderita demam dengue saja. Dalam fase ini tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian. Namun demikian masyarakat diimbau untuk waspada terhadap bahaya virus dengue.Susanna menjelaskan pada kondisi curah hujan tinggi, jumlah kasus DBD cenderung meningkat. Begitu pula sebaliknya pada saat intensitas curah hujan rendah maka jumlah kasus DBD cenderung rendah. Intensitas curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan bertambahnya genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk. Dan populasi nyamuk dewasa meningkat, dan penularan DBD meningkat. “Adapun vektor penularan DBD adalah aedes aegypti dan aedes albopictus,” jelas Susanna. Kewaspadaan warga menjadi hal yang urgent dan penting karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik untuk DBD. Namun bila pasien berobat dini, dan mendapat tata laksana yang adekuat.Gejala utama DBD adalah demam 2–7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma, yaitu peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura, hipoalbuminemia). Infeksi dengue dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata. Penurunan angka kematian DBD memerlukan proses yang terorganisir dengan baik sejak awal diagnosis sampai tahap rujukan. Hal ini dapat dicapai dengan cara meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya membawa pasien DBD ke fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam riwayat mengidentifikasi penyakit DD/DBD bisa dilakukan dengan menghitung hari demam. Pada umumnya setelah masa inkubasi penderita akan mengalami 3 fase penyakit. Per hari ini, (8 Maret 2024) di Kota Batu terdata 85 kasus DD, 84 kasus DBD, dan 7 kasus EDS. Kasus terbanyak ada di Kecamatan Batu, terutama di Kelurahan Temas dengan 18 DD, 26 DBD dan 4 EDS.Berdasarkan angka kasus tersebut dan hasil koordinasi dengan Kelurahan Temas beserta masyarakat setempat, maka pada hari ini (8/3), Dinkes Kota Batu melakukan kegiatan fogging pada lokus di wilayah RW 7.(nas)

Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.harianbhirawa.co.id/catat-kasus-dbd-terbanyak-kelurahan-temas-kota-batu-jadi-target-fogging/