GOSIPGARUT.ID — Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Asep Surachman, mengonfirmasi peningkatan drastis kasus demam berdarah dengue (DBD) pada awal tahun 2024. Menurutnya, hingga minggu pertama Maret, tercatat 532 kasus DBD di Kabupaten Garut. Meskipun jumlah kasus meningkat, tidak ditemukan kasus kematian akibat penyakit ini.
“Angka ini kalau dibandingkan dengan tahun 2023 tentu mengalami peningkatan, tahun 2023 itu sebanyak 786 kasus. Sementara antara Januari-Februari kita telah menemukan 532 kasus. Artinya, setengahnya dari kasus tahun lalu sudah terjadi di 2 bulan ini di tahun 2024,” ujar Asep dalam keterangannya, Selasa (12/3/2024).
Ia menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD melanda hampir semua wilayah Kabupaten Garut, terutama daerah perkotaan dan bagian utara seperti Limbangan dan Selaawi. Faktor curah hujan tinggi diduga menjadi pemicu utama peningkatan kasus ini, menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembangbiak bagi nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD.
“Penyebaran DBD ini hampir merata ya, di Selatan pun sudah terjadi, kemudian di Utara ini paling banyak di daerah Malangbong, Limbangan, dan Selaawi. Di daerah perkotaan seperti Garut Kota, Karangpawitan, Tarogong Kaler, dan Tarogong Kidul kasusnya juga cukup banyak,” jelas Asep.
Menurut dia, di lapangan pihaknya menemukan beberapa kasus, di mana saat penyelidikan epidemiologi ditemukan jentik-jentik nyamuk di rumahnya.
Selain itu, Asep juga mengingatkan bahwa nyamuk pembawa DBD dapat bersarang di tempat-tempat tak terduga seperti tempat minum hewan peliharaan, dispenser, lemari es, dan vas bunga. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mengurangi risiko penularan.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.gosipgarut.id/read/2024-34314/ancaman-dbd-meningkat-di-garut-diduga-faktor-curah-hujan-tinggi-jadi-pemicu-utama.html