Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria... Halaman all


BERLIN, KOMPAS,com Protes mahasiswa yang menuntut universitas memutuskan hubungan dengan Israel terkait perang Gaza menyebar ke Eropa barat pada Selasa (7/5/2024).

Sejumlah protes pro-Palestina tersebut diwarnai bentrokan dengan aparat dan puluhan penangkapan baru.

Para mahasiswa di berbagai universitas di Eropa, yang terinspirasi oleh demonstrasi yang sedang berlangsung di kampus-kampus Amerika Serikat, telah menduduki gedung-gedung dan fasilitas-fasilitas kampus.

Baca juga: Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Mereka menuntut diakhirinya kerja sama dengan institusi-institusi Israel karena serangan Israel ke Gaza yang menghancurkan.

Berikut adalah rangkuman terjadinya protes pro-Palestina yang menyebar di Eropa:

Protes di Belanda

Beberapa ratus pengunjuk rasa melanjutkan demonstrasi di sekitar kampus Universitas Amsterdam pada Selasa.

Di sana, polisi pada malam sebelumnya terekam kamera sedang memukuli pengunjuk rasa dengan pentungan dan menghancurkan tenda-tenda setelah mereka menolak untuk meninggalkan lokasi.

Ketika protes dilanjutkan pada Selasa malam, para demonstran membangun penghalang untuk mengakses rute yang diawasi oleh pengerahan polisi yang besar.

Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan, total ada 169 orang yang telah ditangkap ketika petugas membubarkan aksi protes pada Senin malam.

Semua telah dibebaskan kecuali dua orang yang masih ditahan karena dicurigai melakukan pelanggaran ketertiban umum.

Kekerasan sempat terjadi pada Senin ketika sekelompok kecil demonstran tandingan yang membawa suar menyerbu ke arah demonstrasi utama.

Menurut kantor berita lokal ANP, sekitar 50 demonstran juga melakukan protes pada Selasa di luar perpustakaan di Universitas Utrecht dan beberapa lusin pengunjuk rasa di Universitas Teknik Delft.

Baca juga: Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Protes di Jerman

Di kota Leipzig, Jerman timur, pihak universitas mengatakan, sebanyak 50-60 orang menduduki sebuah ruang kuliah pada Selasa, mengibarkan spanduk yang bertuliskan: "Pendudukan universitas melawan genosida".

Para pengunjuk rasa membarikade pintu-pintu ruang kuliah dari dalam dan mendirikan tenda-tenda di halaman, menurut pihak universitas.

Pihak universitas memanggil polisi pada sore harinya, dan mengajukan pengaduan kriminal.

Protes tandingan pro-Israel juga terjadi di daerah itu, melibatkan sekitar 40 orang.

Proses pidana telah dimulai terhadap 13 orang yang berada di ruang kuliah karena dicurigai masuk tanpa izin. Sejauh ini tidak ada penangkapan yang dilakukan di sana.

Sebelumnya, di Universitas Bebas Berlin, polisi membubarkan sebuah demonstrasi setelah sekitar 80 orang mendirikan kamp protes di halaman kampus.

Para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mengenakan syal keffiyeh yang telah lama menjadi simbol perjuangan Palestina, duduk di depan tenda-tenda dan mengibarkan spanduk.

Baca juga: Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Mereka kemudian mencoba memasuki ruangan dan ruang kuliah dan mendudukinya, menurut pihak universitas, yang mengatakan bahwa mereka kemudian memanggil polisi untuk membubarkan aksi tersebut.

Pihak universitas mengatakan bahwa sejumlah properti rusak dan kelas-kelas di beberapa gedung ditiadakan pada hari itu.

Polisi Berlin mengaku telah melakukan beberapa penangkapan atas tuduhan penghasutan kebencian dan masuk tanpa izin.

Protes di Perancis, Swiss, dan Austria

Di Paris, polisi dua kali turun tangan di universitas bergengsi Sciences Po untuk membubarkan sekitar 20 mahasiswa yang membarikade diri mereka sendiri di aula utama.

Pasukan keamanan bergerak untuk memungkinkan siswa lain mengikuti ujian dan melakukan dua penangkapan, menurut jaksa Paris. Pihak universitas mengatakan ujian berlangsung tanpa insiden.

Polisi telah turun tangan beberapa kali selama seminggu terakhir di Sciences Po, di mana para pengunjuk rasa menuntut universitas untuk mengungkapkan kemitraannya dengan lembaga-lembaga Israel.

Menurut pihak kampus Sciences Po, ada sebanyak 13 mahasiswa yang melakukan mogok makan.

Di gedung universitas Sorbonne di dekatnya, polisi pada Selasa malam bergerak untuk mengusir sekitar 100 mahasiswa yang telah menduduki sebuah amfiteater dan melakukan 88 penangkapan, kata sumber-sumber polisi.

Sementara itu, di Swiss, protes meluas ke tiga universitas di Lausanne, Jenewa, dan Zurich.

Universitas Lausanne mengatakan mereka "menganggap tidak ada alasan untuk menghentikan hubungan" dengan universitas-universitas Israel seperti yang dituntut oleh para pengunjuk rasa.

Baca juga: Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Di Austria, puluhan pengunjuk rasa berkemah di kampus Universitas Wina, mendirikan tenda dan membentangkan spanduk sejak Kamis malam.

Perang di Jalur Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut perhitungan angka resmi dari Israel, mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang.

Bersumpah untuk menghancurkan Hamas, Israel kemudian melancarkan serangan balasan yang telah menewaskan sedikitnya 34.789 orang di Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sebagian besar korban tewas serangan Israel adalah perempuan dan anak-anak.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.kompas.com/global/read/2024/05/08/070200870/saat-protes-pro-palestina-oleh-mahasiswa-menyebar-di-belanda-jerman?page=all