KOMPAS.com Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Karim Khan mengajukan surat penangkapan untuk pemimpin Israel dan Hamas pada Senin (20/5/2024).
Surat penangkapan tersebut ditujukan untuk lima orang yang terdiri dari dua petinggi Israel dan tiga pemimpin Hamas.
Mereka adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Komandan Sayap Militer Mohammad Deif, serta Pemimpin Politik Senior Hamas Ismail Haniyah.
Surat perintah penangkapan itu dilatarbelakangi atas perang tujuh bulan di Gaza, Palestina yang menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia.
Baca juga: Warga Israel Ramai-ramai Rusak Bantuan Indomie untuk Warga Gaza, AS dan Inggris Murka
Khan menyatakan, pihaknya memiliki alasan yang meyakinkan bahwa Netanyahu dan Gallant bersalah karena melakukan kejahatan perang kemanusiaan di Jalur Gaza, dikutip dari Aljazeera.
Menurutnya, kedua petinggi Israel tersebut secara sengaja mengarahkan serangan terhadap warga sipil dan mengawasi pembunuhan warga Palestina di Gaza.
Di sisi lain, Khan juga menuduh tiga pemimpin Hamas mengawasi kejahatan terhadap komunitas Israel pada Sabtu (7/10/2023) ketika 1.139 orang terbunuh dan 250 orang ditawan di Israel selatan.
Baca juga: Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas
Kelima orang tersebut kemungkinan akan didakwa atas kejahatan yang mencakup pembunuhan dan pemusnahan, penyanderaan, serta mengawasi penyiksaan dan tindakan tidak manusiawi lainnya.
Meskipun demikian, kelima orang tersebut tidak akan ditangkap dalam waktu dekat, dikutip dari AP News.
Panel yang terdiri dari tiga hakim ICC akan memutuskan apakah akan mengeluarkan surat perintah penangkapan dan mengizinkan kasus tersebut dilanjutkan.
Para hakim ICC umumnya membutuhkan waktu dua bulan untuk mengambil keputusan tersebut.
Pengumuman bahwa Khan menargetkan Netanyahu dan Gallant merupakan hal yang paling signifikan.
Bahkan, pengajuan surat perintah penangkapan atas Israel oleh Kepala Jaksa ICC merupakan pertama kali dalam sejarah, mengingat Netanyahu dan Gallant merupakan pemimpin sekutu Amerika Serikat.
Baca juga: Alasan Israel Alihkan Serangan dari Gaza ke Rafah, Kota Pertahanan Terakhir Warga Palestina
Israel anggap Karim Khan antisemit
GIL COHEN-MAGEN/POOL/AFP Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di upacara peringatan Hari Peringatan bagi tentara Israel yang gugur dan korban serangan di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem pada 13 Mei 2024. Israel menandai Hari Peringatan untuk memperingati tentara yang gugur dan korban serangan yang tercatat sejak tahun 1860 oleh Israel. kementerian pertahanan, tepat sebelum perayaan 75 tahun berdirinya menurut kalender Yahudi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di upacara peringatan Hari Peringatan bagi tentara Israel yang gugur dan korban serangan di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem pada 13 Mei 2024. Israel menandai Hari Peringatan untuk memperingati tentara yang gugur dan korban serangan yang tercatat sejak tahun 1860 oleh Israel. kementerian pertahanan, tepat sebelum perayaan 75 tahun berdirinya menurut kalender Yahudi.
Benjamin Netanyahu pun marah atas berita bahwa ia kemungkinan akan menghadapi surat perintah penangkapan tersebut.
Menurutnya, pengajuan surat perintah penangkapan tersebut merupakan kekecewaan moral yang sangat besar dalam sejarah.
Ia juga menuduh Karim Khan termasuk salah satu orang antisemit terbesar di zaman modern.
Perdana Menteri Israel tersebut bahkan menggambarkan Khan seperti hakim di era Nazi Jerman yang menolak hak-hak dasar orang Yahudi dan membiarkan terjadinya Holocaust.
Menurutnya, hal tersebut akan menuangkan “bahan bakar” ke dalam “api antisemitisme” yang berkobar di seluruh dunia.
Sebagai informasi, antisemitisme merupakan sikap permusuhan atau anti-Yahudi yang diterapkan dalam bentuk diskriminasi atau kekerasan berdasarkan agama, etnik, atau kelompok ras.
Baca juga: Whistleblower Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem
Dikecam Hamas
Sementara itu, Hamas mengecam rencana jaksa ICC untuk mengajukan surat penangkapan tersebut.
Organisasi itu juga menuntut pencabutan tuduhan kejahatan perang terhadap tiga pemimpinnya, dikutip dari BBC.
Selain itu, pihak Hamas mengeklaim bahwa jaksa ICC juga menyamakan korban dengan algojo.
Hamas juga mengungkapkan, permintaan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi para pemimpin Israel datang terlambat.
Pasalnya, pendudukan hal itu dilakukan tujuh bulan setelah Israel membombardir Gaza.
Baca juga: Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza
AS nilai rencana ICC keterlaluan
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebutkan, tuduhan jaksa ICC kepada Israel sebagai tindakan yang “keterlaluan.”
Biden dengan jelas memihak Israel setelah Khan mengumumkan bahwa ia sedang mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant.
Pengumuman jaksa tersebut memicu pernyataan Biden yang paling blak-blakan dalam mendukung Israel dalam beberapa bulan terakhir, dilansir dari The Guardian.
“Permohonan jaksa ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel sangat keterlaluan," ujarnya.
"Biar saya perjelas, apa pun yang disiratkan oleh jaksa ini, tidak ada kesetaraan antara Israel dan Hamas. Kami akan selalu mendukung Israel melawan ancaman terhadap keamanannya,” sambungnya.
Ia menegaskan, Israel memiliki semua yang diperlukan untuk mempertahankan diri melawan Hamas dan semua musuhnya.
Baca juga: Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/21/143000865/icc-ajukan-surat-penangkapan-pimpinan-israel-dan-hamas-peluang-netanyahu?page=all