KOMPAS.com Kondisi perusahaan software antivirus Kaspersky Labs di pasar Amerika Serikat (AS) semakin terdesak.
Setelah dilarang menjual produknya bulan lalu, kini perusahaan asal Rusia tersebut telah mengonfirmasi bakal menutup aktivitas operasionalnya dan memangkas karyawan yang berbasis di Negeri Paman Sam.
Pemangkasan karyawan bakal memengaruhi setidaknya 50 pekerja. Proses pemutusan hubungan kerja (PHK) akan dilakukan per akhir minggu ini.
Baca juga: Antivirus Kaspersky Dilarang Dijual di Amerika Serikat
Desakan larangan penjualan dan keputusan penutupan layanan operasi sejalan dengan dugaan keterkaitan Kaspersky dengan pemerintah Rusia.
“Mulai 20 Juli, Kaspersky secara bertahap akan menyetop operasinya di Amerika Serikat dan menghapus perusahaan yang berbasis di AS," ujar seorang juru bicara Kaspersky.
Keputusan dan proses tersebut, lanjut sang juru bicara, dilakukan untuk mengikuti keputusan Departemen Perdagangan AS soal larangan penjualan dan distribusi produk Kaspersky di AS.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo
Pada Juni lalu, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengungkapkan pengaruh pemerintah Rusia terhadap Kaspersky menimbulkan risiko keamanan bagi AS.
Produk software antivirus dapat mengakses sistem komputer sehingga dikhawatirkan dapat mencuri informasi pemerintah AS ataupun sengaja memasang program jahat (malware).
“Rusia telah menunjukkan pihaknya memiliki kapasitas dan niat mengeksploitasi perusahaan seperti Kaspersky untuk mengumpulkan dan mempersenjatai informasi pribadi warga Amerika,” ungkap Raimondo.
Baca juga: Eugene Kaspersky: Kepintaran AI Masih Jauh di Bawah Manusia
Pemerintah AS juga melarang Kaspersky mendistribusikan pembaruan software antivirusnya, seperti download update, ataupun resale dan lisensi software yang bersangkutan setelah 29 September 2024.
Artinya, setelah lewat batas waktu tadi, seluruh layanan ataupun sofware antivirus Kaspersky tidak dapat digunakan lagi oleh pengguna.
Dalam kesempatan yang sama, Departemen Keuangan AS turut meluncurkan sejumlah sanksi kepada seluruh jajaran eksekutif dan karyawan senior di Kaspersky. Namun, nama CEO dan Cofounder Kapsersky Eugune Kaspersky justru absen dari daftar.
Kaspersky tidak berencana melawan
Kaspersky mengatakan bahwa penyediaan layanan produk antivirusnya tidak mengancam keamanan nasional AS. Perusahaan antivirus itu juga menegaskan pihaknya adalah perusahaan swasta yang tidak terkait dengan pemerintah Rusia.
Justru, menurut Kaspersky, keputusan yang diambil pemerintah AS lebih dilatarbelakangi oleh iklim geopolitik dan kekhawatiran teoritis ketimbang integritas yang sebenarnya dari produk dan layanan Kaspersky.
Klaim lain yang dilontarkan pemerintah AS soal ancaman keamanan nasional produk Kaspersky juga dibantah.
Sebelumnya, pemerintah AS menyebut laboratorium produk Kaspersky juga digunakan oleh Kremlin (sebutan lain untuk pemerintah Rusia) sebagai backdoor untuk mengakses data warga AS.
Baca juga: Kaspersky Sarankan Keamanan Siber Masuk Kurikulum Sekolah
Backdoor bisa disebut sebagai metode untuk mempermudah peretas atau pihak lain masuk dan mengakses data pengguna yang menjadi target, tanpa harus melakukan autentifikasi.
Namun, dalam pernyataan resminya, sebagaimana dikutip KompasTekno dari The Register, Selasa (16/7/2024), Kaspersky tampaknya tidak berencana untuk melawan pelarangan dari pemerintah AS lewat jalur pengadilan. Sebab, upaya tersebut dinilai akan gagal.
“Perusahaan (Kaspersky) telah berhati-hati melakukan pemeriksaan, mengevaluasi dampak dari persyaratan hukum AS, dan membuat keputusan yang sulit karena peluang bisnis di negara ini sudah tidak lagi tersedia,” jelas Kaspersky.
Kaspersky juga menyebut pihaknya sudah berkontribusi dan beroperasi di AS selama lebih dari 20 tahun.
Baca juga: Kanada Blokir WeChat dan Kaspersky dari HP Pemerintah
Produk yang dirilis memiliki tujuan meningkatkan keamanan siber negara dengan melindungi organisasi dan individu di AS dari ancaman di dunia maya yang terus berkembang.
Ke depan, Kasperky mengatakan prioritasnya akan tetap sama, yakni melindungi konsumen di negara manapun dari serangan siber.
"Menjadi vendor keamanan siber global, kami akan terus berinvestasi di pasar strategis dan berkomitmen melayani pelanggan dan mitra, guna memastikan perlindungan terhadap mereka,” sebut Kaspersky.
Dilansir dari dan telah tayang di: https://tekno.kompas.com/read/2024/07/16/09010097/diblokir-kaspersky-akan-tutup-kantornya-di-as?page=all