Ancaman Penangkapan ke Ribuan Dokter Korsel yang Resign Besar-besaran
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengancam akan menangkapi ribuan dokter di negara tersebut. Penyebabnya karena hampir 10.000 dokter muda atau sekitar 80% dokter residen di Korsel menyerahkan pemberitahuan pengunduran diri dan meninggalkan pekerjaan mereka pekan lalu.
Hal itu mereka lakukan untuk memprotes rencana pemerintah yang ingin meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran secara drastis guna mengatasi kekurangan tenaga kerja di tengah masyarakat yang semakin menua.
Korea Selatan memang merupakan salah satu negara dengan rasio dokter-pasien terendah di antara negara-negara maju, dan pemerintahnya saat ini berusaha keras untuk menerima 2.000 mahasiswa/i lagi di sekolah kedokteran setiap tahunnya mulai tahun depan.
Menurut para dokter, rencana pemerintah tersebut akan merusak kualitas layanan kesehatan di Korea Selatan.
Sementara, para pendukung rencana tersebut mengatakan para dokter sangat khawatir bahwa reformasi tersebut dapat mengikis gaji dan status sosial mereka.
Aksi pengunduran diri massal oleh para dokter muda di Korea Selatan ini telah membuat banyak operasi, kemoterapi, dan operasi Caesar batal dan tertunda, membuat pemerintah terpaksa meningkatkan status waspada kesehatan masyarakat ke level tertinggi.
Ancaman penangkapan dan pembekuan izin praktik
Berdasarkan Undang-undang di Korea Selatan, dokter dilarang melakukan aksi mogok kerja, dan pemerintah telah mengancam akan melakukan penangkapan dan penangguhan izin praktik bagi para dokter yang menolak kembali bekerja hingga batas akhir pada Kamis (29/02).
"Jika para dokter muda kembali bekerja hari ini, kami tidak akan meminta pertanggungjawaban mereka," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Cho Kyoo-hong, dalam wawancara dengan radio lokal SBS pada Kamis (29/02) pagi waktu setempat.
Menurut Cho, beberapa dokter residen yang mengikuti aksi mogok kerja itu telah kembali bekerja di rumah sakit mereka masing-masing. Namun, ia mengakui bahwa para dokter yang kembali bekerja "belum terwujud dalam skala penuh."
"Karena hari ini adalah batas terakhir bagi para dokter untuk kembali bekerja, saya memohon kepada mereka kembali lah untuk para pasien," kata Cho.
Sebelumnya pada Selasa (27/02), Kementerian Kesehatan Korea Selatan telah meminta agar polisi meluncurkan penyelidikan terhadap orang-orang yang terkait dengan aksi mogok kerja tersebut, termasuk lima orang yang terkait dengan Asosiasi Medis Korea (KMA).