Survei LSI: 83,6% Responden Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis temuan terbaru terkait tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024. Hasilnya, 83,6% merasa puas dengan penyelenggaraan pemilu.
Target populasi survei ini adalah WNI yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), artinya teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.211 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
"Kita bandingkan jawaban terhadap pertanyaan ketika di exit poll dengan jawaban 5-10 hari setelah exit poll. Ketika exit poll, 94,5% pemilih menyatakan bahwa dia puas dengan penyelenggaraan pemilu 14 Februari itu. Tetapi 5-10 kemudian kita tanyakan lagi pertanyaan yang sama, tingkat kepuasannya turun," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan di akun YouTube LSI, Minggu (25/2/2024).
Djayadi mengatakan di hari pemungutan suara tingkat kepuasan publik untuk penyelenggaraan pemilu berada di angka 94,5% tetapi menurun 5-10 hari setelahnya. Ia menilai hal ini lantaran perdebatan di publik hingga masalah Sirekap.
"Menurut saya salah satu penjelasan kenapa tingkat kepuasan ini menurun adalah karena setelah pemilu kan masyarakat terekspos ke berita-berita tentang penyelenggaraan pemilu kan. Termasuk misalnya perdebatan soal masalah Sirekap, atau adanya PSU karena berbagai alasan dan sebagainya," ujar Djayadi.
"Sehingga tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan pemilu itu menurun dari 94,5% pada hari H, turun menjadi 83,6% setelah 5-10 hari pelaksanaan hati H itu," sambungnya.
Djayadi juga mengungkap penilaian jujur dan adil dalam pemilu 2024. Ia mengatakan dibandingkan dengan hari H, penilaian jurdil juga menurun hampir 20%.
"Pada hari H pemilu, ketika kita laksanakan exit poll 94,3% menyatakan pemilu jurdil. Tetapi sekarang tinggal 76,4%. Ini suatu yang mungkin perlu menjadi perhatian baik dari KPU penyelenggara pemilu lainnya ataupun pemerintah bahwa ada penurunan penilaian positif masyarakat terhadap pemilu dari hari ke hari," imbuhnya.