Media Asing Sorot Bocoran Menkeu Prabowo, Ada Sri Mulyani?
Jakarta, CNBC Indonesia Media asing kembali menyoroti Prabowo Subianto di pemilu presiden (pilpres) RI. Sebelumnya calon presiden (capres) itu, unggul dalam penghitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga survei dan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Salah satunya adalah siapa yang bakal menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) RI dalam kabinet Prabowo. Media Business Times mengutip Bloomberg misalnya, menyebut Prabowo dilaporkan telah mengantongi beberapa nama.
"Prabowo Subianto orang yang banyak diharapkan menjadi Presiden Indonesia berikutnya telah mengincar sekelompok mantan bankir untuk menjadi menteri keuangan, saat ia mencari teknokrat yang dapat mengamankan pendanaan untuk janji-janji kampanyenya sambil menjunjung kehati-hatian fiskal," muat laman itu dalam artikel dengan judul "Prabowo eyes former bankers to be Indonesia's next finance minister".
"Mantan jenderal berusia 72 tahun, yang menyatakan kemenangan pada pemilihan presiden 14 Februari, mempertimbangkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Regulator Keuangan Mahendra Siregar dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia Royke Tumilaar, sebagai pesaing potensial, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut," tambah media itu.
Disebut media tersebut bahwa orang-orang itu dipandang paling cocok untuk peran ini. Karena keahlian keuangan mereka serta kepemimpinan yang efektif.
"Mereka berpendapat bahwa kecil kemungkinannya Prabowo akan melibatkan posisi Menteri Keuangan dalam tawar-menawar politik apa pun, karena ia menganggap jabatan tersebut di atas politik dan memerlukan kecerdikan dalam mengelola anggaran," tambahnya.
"Menteri Keuangan yang baru akan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, satu-satunya perempuan yang pernah menjabat sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945," muatnya lagi.
"Sosok berusia 61 tahun ini mengarahkan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini melewati gejolak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, memulai monetisasi utang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendanai pengeluaran stimulus dan kemudian mengendalikan defisit anggaran kembali ke batas legal setahun lebih awal dari yang dijanjikan," tambahnya.
Dijabarkan pula sosok calon satu per satu. Bagaimana Budi Gunadi Sadikin (BGS) disebut telah banyak mendapat banyak pujian karena berhasil mengekang penyebaran Covid-19 di Indonesia dengan memanfaatkan jaringan internasional dan sumber daya dalam negeri untuk mengadakan tes dan vaksin.
"Dia sebelumnya menjabat Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara. Lulusan fisika nuklir dari salah satu universitas terkemuka di Indonesia, Institut Teknologi Bandung, karir sektor swasta Sadikin dimulai di IBM Asia-Pasifik," tulisnya.
Dibuat pula bagaimana Royke Tumilaar Tumilaar memimpin Mandiri pada tahun 2019 hingga 2020 setelah menduduki berbagai posisi di berbagai departemen mulai dari Wholesale, Corporate Banking, hingga Manajemen Aset. Beliau bergabung dengan bank tersebut pada tahun 1998 setelah Krisis Keuangan Asia, setelah memulai karir perbankannya sebagai analis kredit di Bank Dagang Negara.
"Setelah keluar dari Mandiri, beliau bergabung dengan Bank Negara Indonesia sebagai presiden direktur. Pria berusia 59 tahun ini meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Trisakti di Indonesia dan gelar master di bidang keuangan bisnis dari University of Technology Sydney," muatnya lagi.
Profil Kartika Wirjoatmodjo Wirjoatmodjo (Tiko) yang menggantikan BGS juga disebut. Bagaimana ia pernah menjadi Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan dan juga memimpin Pembiayaan Infrastruktur Indonesia.
"Pada 2019, ia diangkat menjadi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara. Pria berusia 50 tahun ini meraih gelar sarjana akuntansi dari universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Indonesia, dan menerima gelar MBA dari Erasmus University Rotterdam pada tahun 2001," muatnya.
Mahendra Siregar juga dimuat. Disebut ia sebagai seorang ekonom dengan latar belakang pendidikan, dan tidak asing dengan Kementerian Keuangan.
"Ia pernah menjabat Wakil Menteri Keuangan pada masa pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) antara tahun 2011 dan 2013, dan sebelumnya menjabat Wakil Menteri Luar Negeri dan Perdagangan," tulis laman itu.
"Siregar juga pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk AS. Sejak tahun 2022, Siregar menjabat sebagai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membawahi regulasi di sektor perbankan dan pasar modal. Pria berusia 61 tahun ini memiliki gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia dan gelar master dalam bidang yang sama dari Monash University Australia," jelasnya.