Masih Ada Potensi Bencana, BMKG: Kosongkan Jalur Lahar Dingin Marapi


BENCANA alam yang akan menimbulkan kerugian jiwa dan materil berpotensi terjadi hingga 22 Mei mendatang. Sebab itu, pemerintah daerah dan stakeholder terkait, diimbau untuk mengosongkan jalur aliran lahar dingin dari Gunung Marapi.

Imbauan tersebut berasal dari Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita, kemarin. Dia menjelaskan, hingga 22 Mei masih ada potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Untuk itu masyarakat juga diminta memantau prakiraan cuaca agar dapat memonitor potensi bencana yang mengintai.

“Kita harapkan jalur-jalur yang berpotensi untuk menjadi aliran lahar dingin gunung Marapi dikosongkan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, ada zona-zona bahaya yang harus dihindari, di mana hal ini terlihat dari peta wilayah potensi bencana di sekitar area Gunung Marapi. “Lahar hujan terjadi karena adanya endapan material di lereng gunung. Kemudian endapan tersebut tersapu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” terangnya.

Galodo, sebutnya, terjadi karena akumulasi air selama hujan yang tertahan di bagian hulu sungai yang biasanya disebabkan oleh runtuhan batuan, endapan longsor yang menahan aliran hujan. Sehingga air yang tertahan mengakibatkan desakan atau dorongan yang menjebolkan timbunan endapan sebelumnya.

“Kita imbau masyarakat agar bisa menjauh dari lembah-lembah sungai dan bantaran sungai yang berhulu dari gunung Merapi dan menghindar dari lorong tebing. Sebab, ancaman ini bukan hanya sungai. Tapi juga tebing, batuan dan menghindari jembatan yang aliran sungainya dari Gunung Marapi,” ungkapnya lagi.

Pasca musibah banjir bandang yang melanda tiga daerah di Sumbar pada Sabtu malam hingga Minggu (11-12/5) lalu, Pemprov Sumbar melalui BPBD Sumbar terus melakukan koordinasi dengan BPBD daerah setempat guna memperoleh data dan informasi terkait jumlah korban dan luas wilayah yang terdampak.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menyampaikan, pihaknya bersama sejumlah pihak terkait di lintas instansi, masih terus melakukan koordinasi dan komunikasi. Baik terkait langkah penanganan dan pencarian korban maupun terkait upaya perlindungan terhadap para pengungsi dan kelompok usia rentan.

“Kita bersama sejumlah pihak terkait telah mendirikan posko di daerah terdampak, posko utama berada di daerah Bukit Batabuah Kabupaten Agam, posko lainnya juga ada di Tanahdatar. Selain itu, kita juga telah instruksikan Dinas Sosial untuk segera mendirikan dapur umum guna pemenuhan kebutuhan logistik warga di titik pengungsian,” sebutnya.

Mahyeldi juga memerintahkan jajarannya di Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua rujukan korban bencana tanpa terkecuali. “Semua korban harus diterima dan diberikan perawatan maksimal. Soal biaya, nanti pemerintah daerah akan mencarikan solusi,” kata Mahyeldi di sela peninjauannya ke lokasi bencana di Padang Panjang, Minggu (12/5).

RSAM Bukittinggi merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang relatif dekat dari lokasi bencana di tiga daerah tersebut. Apalagi jalan penghubung dari tiga daerah menuju Padang terputus total. Jalan Agam-Padang via Malalak terputus akibat longsor. Sementara jalan Padang Panjang-Padang terputus total di Silaiang karena jalan tergerus banjir.

Mahyeldi menyebut juga telah memerintahkan BPBD Sumbar untuk terus berkordinasi dengan BPBD daerah terdampak. Agar segala perkembangan dapat termonitor.

Direktur RSAM Bukittinggi Busril menyebut, secara umum RSAM sudah siap. Hingga siang kemarin RSAM sudah menangani 31 korban bencana. 15 orang di antaranya berstatus meninggal dunia dan 16 lainnya luka-luka.

“Dari 15 korban jiwa, 12 sudah teridentifikasi, 3 belum. Sementara untuk korban luka 14 sudah diizinkan pulang ke rumah dan 2 sisanya masih mendapat perawatan,” jelas Busril.

Butuh Kebijakan konkrit, Bukan Gimmick


Dilansir dari dan telah tayang di: https://padek.jawapos.com/berita-utama/2364646454/masih-ada-potensi-bencana-bmkg-kosongkan-jalur-lahar-dingin-marapi