Kantor Gibran Digeruduk Massa, Demo Kecurangan Pemilu 2024 hingga Pemakzulan Jokowi


TEMPO.CO, Jakarta -Massa dari Aliansi Rakyat Solo Raya menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada Jumat, 1 Maret 2024. Demo ini dilakukan merespons dugaan kecurangan Pemilu 2024. Pantauan Tempo, peserta unjuk rasa berasal dari berbagai elemen masyarakat, termasuk di dalamnya mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM. Massa yang berjumlah ratusan orang itu mulai berdatangan ke depan Balai Kota Solo di tengah hujan deras yang mengguyur kota. Baca Juga: JK Sebut Punya Tujuan yang Sama dengan Megawati Meski Belum Jadi Bertemu Aksi unjuk rasa kemudian diwarnai dengan orasi yang dilakukan secara bergantian dan pembentangan berbagai spanduk bertuliskan penolakan terhadap pelaksanaan Pemilu 2024 yang ditengarai ada kecurangan. Salah satu poin yang menjadi tuntutan para peserta aksi adalah pemakzulan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Selain itu, aksi demonstrasi juga sempat diramaikan oleh kehadiran puluhan pengemudi becak yang turut menempelkan poster-poster bertuliskan aspirasi dan protes terhadap pemerintah. Adapun peserta lainnya dari Aliansi Rakyat Solo Menggugat (Arsom) juga menyampaikan tuntutannya yang tertuang dalam Tiga Tuntutan Rakyat atau Tritura yaitu agar menurunkan harga sembako, mendukung hak angket DPR RI, dan mendiskualifikasi pasangan calon (Paslon) presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 dan memakzulkan Jokowi. Baca Juga: Demonstran Pro Hak Angket Ultimatum Bakal Kembali ke DPR dalam Jumlah Besar Seorang peserta unjuk rasa, Alfian Tanjung dari Solo Leader Forum menyoroti kenaikan harga barang kebutuhan pokok saat ini yang ditengarai terjadi sebagai dampak dari pemberian bantuan sosial (bansos) di masa kampanye Pilpres yang terindikasi dilakukan demi mendukung salah satu peserta Pilpres 2024. "Harga-harga yang terus naik saat ini, terutama harga beras adalah salah satu efek dari pembagian bansos di musim-musim kampanye kemarin yang telah menghabiskan anggaran hingga ratusan triliun yang telah mengakibatkan harga beras menembus hampir Rp 20 ribu per liter," ucap Alfian. Menurut Alfian aksi turun ke jalan tersebut sebagai bentuk penyampaian aspirasi meskipun menyadari bahwa seringkali suara-suara itu tidak didengarkan atau mendapatkan perhatian. "Namun ini adalah langkah ikhtiar, sekecil apapun ruang itu, kami tetap lakukan," katanya. Sementara itu Koordinator Aksi dari Arsom, Agung Yos menyatakan Gerakan Tritura terbentuk karena keprihatinan atas rusaknya demokrasi. "Terkoyaknya konstitusi demi kepentingan dinasti dan politik oligarki sehingga Pemilu 2024 tidak ada arti karena semua sudah diatur rapi untuk kepentingan oligarki dan putra ibu suri. Maka kita harus LAWAN! Reformarsi dikorupsi. Demokrasi dirusak Jokowi. Lawan! Lawan! Sekarang juga!" serunya. Aksi massa berakhir pada sekitar pukul 16.15 WIB setelah mereka membubarkan diri dan meninggalkan depan Balai Kota Solo itu. Pilihan Editor: Hak Angket DPR Soal Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Disebut Sulit Terwujud, Apa Alasannya?

Dilansir dari dan telah tayang di: https://nasional.tempo.co/read/1839846/kantor-gibran-digeruduk-massa-demo-kecurangan-pemilu-2024-hingga-pemakzulan-jokowi