Kalangan Pekerja Tak Yakin dengan Tapera karena Potong Gaji dan Harga Properti, Iurannya Pasti, Rumahnya Entah


JOGJA Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang menetapkan iuran tiga persen dari total gaji atau upah pekerja terus mendapat kritikan.

Termasuk Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIJ yang skeptis dengan program tersebut.

"Tapera ini iurannya pasti, tapi kita dapat rumahnya entah tidak pasti. Rumah tidak pasti, upah terkikis pasti," katan Koordinator MPBI DIJ Irsad Ade Irawan Sabtu (1/6).

Baca Juga: Gubernur DIY Sultan HB X Minta Dikaji Ulang soal Rencana Pemotongan Tiga Persen Gaji Pekerja untuk Tapera

Diakuinya, rumah hal yang penting bagi pekerja, tapi negara juga harus terlibat dalam prosesnya. Dia menilai Tapera dalam hal ini bukanlah solusi.

Secara umum, lanjut dia, para pekerja sudah banyak menerima potongan secara reguler. Jika melihat kondisi properti di DIJ, angan-angan memilki rumah melalui Tapera pun dipertanyakan.

"Harga rumah dan tanah naik tinggi, tapi tidak dibarengi dengan kenaikan upah buruh yang signifikan," serunya. "Untuk Tapera ini, pemerintah tidak ikut iuran, gaji kita ini sudah terlalu banyak potongannya."

Baca Juga: Pemkab Bantul Kumpulkan Kepsek dan Guru BK, Kantongi Nama dan Alamat Pelaku Tawuran

Dia juga khawatir Tapera justru dikorupsi. Dia mencontohkan seperti beberapa program pemerintah lainnya, Asabri, Taspen dan Jiwasraya.

"Tapera ini rentan dikorupsi, contoh kasus sebelumnya juga sudah sangat banyak," lontarnya.

Ketua koordinator Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi) Jogjakarta Syafiatudina berujar, salah satu persoalan utama yang mendasar adalah bagaimana dana Tapera akan dikelola.


Dilansir dari dan telah tayang di: https://radarjogja.jawapos.com/jogja/654715060/kalangan-pekerja-tak-yakin-dengan-tapera-karena-potong-gaji-dan-harga-propertiiurannya-pasti-rumahnya-entah