Waisak merupakan hari suci umat Buddha untuk memperingati Tri Suci Waisak atau tiga peristiwa penting, yakni hari kelahiran, pencerahan, dan kematian Sang Buddha, Siddharta Gautama. Hari Raya Waisak 2568 Buddhist Era (BE) tahun ini jatuh pada tanggal 23 Mei 2024. Tentu, perayaan Waisak diperingati dalam tradisi yang berbeda-beda oleh umat Buddha di berbagai negara. Umumnya, mereka akan pergi ke wihara atau kuil terdekat untuk beribadah, memandikan patung Buddha, memberikan persembahan berupa makanan, lilin, dan bunga, serta melakukan nyanyian dan doa. Di Indonesia sendiri, umat Buddha selalu merayakan Hari Raya Waisak di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lantas, bagaimana umat Buddha di berbagai belahan dunia merayakan Hari Raya Waisak? Dilansir dari laman The Sun, simak infonya berikut ini.
1. China Tradisi Waisak di China/Foto: Goingplaces.malaysiaairlines.com Sebagai negara dengan penganut Buddha terbesar di dunia, Hari Raya Waisak digelar secara meriah di China. Pada Hari Lahir Buddha (fódàn), umat Buddha akan memandikan patung Buddha dengan menuangkan air wangi yang telah diberkati di atas patung bayi Buddha. Ritual yang dinamakan Yufojie tersebut melambangkan pembersihan pikiran dari pengaruh negatif dan memulai kehidupan baru. Orang-orang juga menyalakan dupa dan meninggalkan persembahan di kuil. Burung yang dikurung dilepaskan untuk mendapatkan karma baik.
2. Thailand Wat Paknam di Bangkok Thailand/Foto: Instagram.com/thailand.explores Thailand juga merupakan negara dengan pemeluk Buddha terbesar di Asia Tenggara, dengan 95 persen populasinya beragama Buddha. Maka tak heran, jika Waisak atau orang sana menyebutnya Visakha Puja menjadi perayaan besar di Negeri Gajah Putih ini. Orang-orang akan berbondong-bondong ke kuil Wat Phra Kaew atau kuil-kuil lainnya dan memberikan persembahan seperti makanan, bunga, dan lilin untuk melambangkan sifat terbatas dari benda-benda materi. Masyarakat juga menjalankan lima sila, termasuk menghindari konsumsi zat-zat yang memabukkan.
3. Jepang Tradisi Waisak di Jepang/Foto: Instagram.com/visitjapanjp Hari Raya Waisak di Jepang jatuh bersamaan saat musim semi, tepatnya setiap tanggal 8 April. Waisak dirayakan dengan membuat replika kuil yang dilengkapi dengan patung Buddha dan dihiasi bunga musim semi. Pada kesempatan itu, masyarakat Jepang akan menuangkan ama-cha, teh herbal manis Jepang, pada patung Buddha kecil yang berhiaskan bunga teratai, seakan sedang memandikan bayi yang baru lahir. Acara utamanya adalah Hana-matsuri (Festival Bunga) yang biasanya diadakan pada bulan April bertepatan dengan mekarnya bunga sakura.
4. Korea Selatan Tradisi Waisak di Korea Selatan/Foto: The Sun Hari lahir Buddha di Korea Selatan jatuh pada hari ke 8 bulan ke 4 penanggalan lunar Korea. Saat itu, kuil-kuil Buddha akan dihiasi dengan ribuan lampion berbentuk teratai berwarna-warni yang melambangkan kesucian dan kebijaksanaan. Selain itu, diadakan pula beragam permainan tradisional Korea dan hiburan seperti tari topeng dan akrobatik di kuil. Perayaan Waisak di Korea Selatan semakin meriah dengan adanya Yeon Deung Hoe atau Festival Lentera Teratai yang sudah ada sejak 1.200 tahun yang lalu. Dalam pawai ini tidak hanya lentera yang ditampilkan, tetapi juga ada replika Buddha dan ikon budaya lainnya seperti naga. Titik paling indah untuk menyaksikan festival ini adalah di Kuil Jogyesa di Seoul.
5. Myanmar Tradisi Waisak di Myanmar/Foto: MOI/LM Travel Myanmar Serupa dengan negara-negara lainnya, seluruh umat Buddha di Myanmar akan memenuhi kuil-kuil untuk mengadakan upacara keagamaan saat Hari Buddha. Semua kantor, toko, pasar, dan bank tutup pada hari ini dan orang-orang melakukan kebaikan. Pada Hari Buddha, para pemeluknya di Myanmar membawa pot tanah liat berisi air untuk menyirami pohon suci Maha-Bodhi (pohon beringin suci), tempat Pangeran Siddhartta mencapai pencerahan dan menjadi Buddha. Di samping itu, mengingat Hari Raya Waisak jatuh pada pertengahan musim panas, menyiram pohon beringin keramat itu juga bertujuan agar pohon tetap bertahan dalam cuaca kering.
6. Nepal Tradisi Waisak di Nepal/Foto: Instagram.com/nepal.explore Hari Waisak merupakan hari libur umum di Nepal dan dikenal dengan nama Buddha Jayanti. Nepal punya tradisi mengenakan pakaian serba putih saat Hari Raya Waisak dan tidak makan daging. Hidangan berupa puding beras atau dikenal sebagai kheer biasanya disajikan saat Waisak di Nepal. Ribuan umat Buddha akan berduyun-duyun ke Lumbini, tempat kelahiran Buddha, unutk melakukan ziarah dan menghadiri prosesi keagamaan di sekitar Lembah Kathmandu, khususnya di Kuil Swayambhunath atau populer dengan nama Monkey Temple. Masyarakat juga didorong untuk melakukan perbuatan baik seperti menyumbangkan makanan, memberikan bantuan keuangan kepada biara-biara dan sekolah-sekolah, serta melakukan donor darah.
(ria/ria)
Dilansir dari dan telah tayang di: https://www.beautynesia.id/life/intip-7-tradisi-perayaan-waisak-dari-berbagai-negara-di-dunia-indonesia-ada-pelepasan-lampion/b-290048