Dihujani Sanksi Barat, Eks Presiden Rusia Siap Balas Dendam
Jakarta, CNBC Indonesia Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan Negeri Beruang Merah dihujani saksi oleh negara-negara Barat. Moskow pun bereaksi.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Moskow harus membalas sekuat tenaga terhadap Barat atas sanksi sembarangan yang merugikan rakyat biasa.
Pembatasan besar-besaran yang diberlakukan terhadap Rusia tidak hanya menargetkan "pihak berwenang dan dunia usaha," tulis Medvedev di saluran Telegram-nya. "Mereka ditujukan pada seluruh penduduk Rusia."
"Alasannya jelas: semakin banyak warga Rusia menderita, semakin baik bagi dunia Barat," kata Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, dilansir Russia Today, Minggu (25/2/2024).
Medvedev menyarankan agar Moskow menghukum musuh-musuhnya dengan "menciptakan berbagai kesulitan dalam perekonomian, membangkitkan ketidakpuasan publik atas kebijakan bodoh pihak berwenang di Barat, dan mendorong keputusan internasional yang merugikan kepentingan dunia Barat."
Pada Jumat, AS mengumumkan babak baru pembatasan yang menargetkan 500 individu dan entitas di Rusia, dengan alasan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan kematian aktivis oposisi dan juru kampanye anti-korupsi Alexei Navalny yang dipenjara. Sanksi baru ini ditujukan pada sektor pertahanan dan keuangan Rusia.
Departemen Keuangan AS juga memasukkan operator sistem pembayaran Mir milik negara ke dalam daftar hitam, yang popularitasnya melonjak di Rusia setelah negara tersebut terputus dari jaringan pesan keuangan SWIFT dan layanan Visa dan Mastercard.
Moskow menyatakan bahwa semua sanksi terhadapnya adalah ilegal dan ditujukan untuk mengganggu stabilitas negara.